Mohon tunggu...
Eko Gondo Saputro
Eko Gondo Saputro Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Menjadikan menulis sebagai salah satu coping mechanism terbaik✨

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Dilema Relokasi di Kawasan Wisata Ikonik: Antara Estetika Tata Ruang dan Ekonomi Pedagang

29 Juli 2024   01:54 Diperbarui: 29 Juli 2024   13:53 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembangunan bagi suatu negara adalah sebuah simbol dari perkembangan dan kesejahteraan.

Perkembangan menandakan bahwa negara terus berusaha memberikan berbagai fasilitas dan infrastruktur yang dapat bermanfaat bagi warganya.

Ketika pembangunan berhasil maka secara tidak langsung dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.

Bukan hanya dalam lingkup negara saja, pembangunan bagi setiap daerah juga sama pentingnya.

Selain memang menjadi perwakilan dari negara untuk bisa melancarkan pembangunan secara lebih merata, tetapi juga setiap daerah memiliki caranya masing-masing untuk dapat mewujudkan pembangunan tersebut.

Dibalik fasilitas dan infrastruktur dalam pembangunan, estetika dalam tata ruang merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan.

Bukan hanya untuk terlihat elok dipandang, namun juga agar setiap ruang dalam dapat lebih tertib, rapi, dan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Biasanya aspek estetika tata ruang suatu daerah akan erat kaitannya dengan para pedagang yang sering kali berjualan di area-area yang menyebabkan kemacetan, kerusakan pada fasilitas umum, hingga mengotorinya dengan berbagai sampah kemasan dan makanan.

Sehingga ini menjadi tantangan bagi pemerintah daerah agar dapat memberikan solusi bagi berbagai pihak.

Apalagi jika ingin merubah atau menertibkan kawasan wisata dengan ciri khasnya sudah melekat dan membuatnya menjadi ikonik, besar atau kecilnya dari perubahan itu bisa memiliki dampak yang besar dan mungkin bisa saja merugikan bagi semua pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun