Perkembangan dalam dunia bisnis terus berputar dengan sangat cepat melalui berbagai terobosan dan inovasi barunya. Baik dalam produk hingga pemasaran, para pelaku bisnis berlomba-lomba terus melakukan perubahan agar dapat menarik banyak minat dari konsumen.
Saat ini, para pelaku bisnis juga mencoba berbagai cara agar produk maupun cara pemasarannya dapat "viral" di pasaran. Artinya, ini bukan hanya berbicara soal inovasi atau terbosan baru saja tetapi juga seberapa besar dampak yang dihasilkan dari hal tersebut.
Dalam kamus dunia bisnis masa kini, kata viral ini seolah menjadi jaminan bahwa sebuah bisnis mampu menjadi pemimpin dalam sebuah pasar tertentu. Oleh karena itu, inovasi saja menjadi tidak cukup untuk bisa mengikuti perubahan dalam dunia bisnis tersebut.
Contoh paling sederhana yang terjadi di Indonesia dapat dilihat dalam bisnis F&Bnya. Kita pasti menyadari bagaimana percepatan dalam dunia bisnis F&B yang terjadi, di mana berbagai hidangan kuliner baik itu makanan maupun minuman rasanya terus menghadirkan sesuatu yang baru baik dalam bentuk produk maupun pemasarannya.
Jika kita berbicara mengenai fenomena F&B di Indonesia, yang paling terlihat perkembangannya di berbagai daerah adalah bisnis kedai kopi kekinian.
Di mana dengan target anak-anak muda, saat ini banyak pelaku bisnis yang membuka berbagai macam kedai kopi unik dan estetik. Bisnis ini tumbuh dengan cepat tidak hanya di kota-kota besar saja, tetapi merambah dan tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Toffin bersama Majalah Mix MarComm dalam risetnya pada tahun 2019 lalu menyebutkan bahwa kedai kopi yang ada di Indonesia berjumlah 2950 gerai. Angka ini mengalami peningkatan hampir tiga kali lipat dalam tiga tahun karena pada tahun 2016 jumlah kedai kopi yang ada di Indonesia hanya berjumlah 1000 gerai saja.
Kemudian kabar terbaru datang dari Asosiasi Pengusaha Kopi dan Cokelat Indonesia (APKCI) yang menjelaskan bahwa diperkirakan pada tahun 2023, jumlah kedai kopi yang ada di indonesia mencapai 10 ribu toko dengan estimasi pendapatan dari bisnis ini berkisar Rp 80 triliun.
Maka tidak mengherankan jika kita bisa dengan mudah menemukan berbagai macam kedai kopi di berbagai daerah di Indonesia. Selain daripada jumlahnya, para pelaku bisnis dari kedai kopi tersebut saat ini berlomba-lomba untuk bisa semenarik mungkin di mata konsumen.
Mulai dari produk, pemasaran, pemilihan tempat, pemilihan eksterior dan interior agar terlihat estetik, semua dilakukan semata-mata untuk bisa bertahan di pasar penjualan kopi ini.Â
Hal ini merupakan imbas dari pertumbuhan kedai kopi yang sangat pesat sehingga mengaruskan membuat para pelaku bisnis perlu melakukan berbagai macam inovasi agar tidak tersingkir dalam persaingan bisnis tersebut.
Baru-baru ini viral fenomena model bisnis kedai kopi namun dipasarkan melalui "gerobak keliling". Yang kemudian berbeda dari kedai kopi lainnya, kopi gerobak keliling ini dapat ditemui pinggiran jalan maupun pesan antar melalui aplikasi yang tersedia.Â
Ditambah lagi produk yang ditawarkan juga memiliki harga yang cukup terjangkau namun memiliki kualitas dan rasa yang setara dengan kedai-kedai kopi yang biasa kita jumpai.
Modernisasi dalam bisnis retail
Modernisasi dalam bisnis retail sendiri mengacu pada proses atau upaya untuk mengadopsi teknologi, strategi, maupun praktik baru dalam opersi bisnis retail yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, responsivitas terhadap pasar, hingga pengalaman baru bagi konsumen.
Istilah modernisasi dalam konsep retail ini juga semakin marak dikenal oleh para pelaku bisnis imbas dari pandemic Covid-19 yang melanda dunia. Di mana perubahan yang terjadi dalam bisnis retail terjadi cukup siginifikan tertutama dalam pengadopsian teknologi dalam transaksi jual-beli antara penjual dan pelanggan.
Tentu kita tahu betul bagaimana pembatasan aktivitas yang terjadi pada saat itu memaksa para pelaku bisnis yang memiliki toko atau kedai untuk kemudian harus beradaptasi dengan perubahan konsep retail menjadi serba online. Maka inilah yang disebut dengan modernisasi dalam konsep bisnis retail.
Modernisasi dalam bisnis retail ini juga dapat dilakukan melalui internal maupun eksternal. Para peniliti dari Stanford Graduate School of Business dalam tulisannya yang berjudul "Modernizing Retailers in an Emerging Market: Investigating Externally-focused and Internally-focused Approaches" lebih lanjut menjelaskan tentang kedua hal tersebut.
Modernisasi bisnis retail dalam apsek internal berhubungan dengan apa yang tidak terlihat oleh mata konsumen. Aspek internal ini juga biasanya akan erat kaitannya dengan cara dari para pelaku usaha untuk meningkatkan penjualannya. Misalnya berhubungan dengan inovasi produk sehingga dapat menarik banyak minat konsumen.
Sementara, modernisasi bisnis retail dalam aspek eksternal berhubungan dengan apa yang langsung dilihat oleh mata konsumen. Biasanya aspek eksternal akan berkaitan dengan apa yang ingin ditampilkan oleh para pelaku bisnis kepada konsumennya. Misalnya, tampilan dari toko (eksterior maupun interior) hingga promosi pemasaran yang dapat menarik banyak minat konsumen.
Apabila kita hubungkan dengan fenomena kopi gerobak keliling, konsep yang dibawa juga merupakan modernisasi dalam konsep bisnis retail. Di mana dengan menawarkan fleksibilitas dan mobilitas pada konsumen, memungkinkan untuk para penjual kopi ini dapat bergerak dari satu lokasi ke lokasi lainnya.
Sehingga jangkauan dari konsumen dari lebih melebar lagi berkat inovasi tersebut. Tidak hanya itu, dengan mengadopsi teknologi juga memungkinkan konsumen untuk memesan kopi melalui aplikasi dan kemudian hal ini dapat lebih memudahkan para konsumen untuk bisa membeli kopi tersebut.
Selain itu, bisnis kopi gerobak keliling ini memberikan pengalaman yang unik bagi konsumen. Di mana konsumen dapat membeli kopi secara langsung di berbagai lokasi, fresh langsung dibuat saat itu juga, dengan kualitas dan rasa yang sama seperti mereka biasa temui di berbagai kedai kopi, serta menawarkan harga yang relatif lebih terjangkau.
Dengan sistemnya yang mobile tersebut, kopi gerobak keliling ini dapat dengan cepat menyesuaikan lokasi dan produk yang ingin ditawarkan sesuai dengan permintaan pasar dan perubahan tren konsumen. Ini menunjukan bagaimana model bisnis ini menunjukkan responsivitas terhadap pasar dari kedai kopi yang memang terbilang sangat dinamis.
Dengan inovasi dan terobosan yang dibawa dalam bisnis kopi gerbak keliling ini, terbukti mampu menarik lebih banyak minat konsumen karena berbagai kemudahan dan benefit yang dirasakan oleh para konsumen. Hal ini jika dibandingkan dengan membeli kopi langsung melalui berbagai kedai kopi yang saat ini sudah mewabah di berbagai daerah.
Konsep modernisasi dalam model bisnis retail yang ditawarkan dalam kopi gerobak keliling ini juga tidak hanya membawa elemen-elemen inovasi yang brilian saja, tetapi juga mampu menawarkan aksesibilitas dan fleksibilitas terhadap kebutuhan konsumen khususnya di zaman modern ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H