Kebutuhan pada berbagai barang-barang vintage unik yang berbeda seperti baju bekas layak pakai, kamera digital, piringan hitam, dan barang lainnya yang mungkin akan muncul akibat dari tren ini, menyiratkan bahwa minat konsumen terhadap barang-barang vintage ini terbilang cukup tinggi.
Banyak orang yang memanfaatkan peluang ini dan kemudian secara tidak langsung juga menciptakan sebuah "komonunitasnya" dalam pasar barang-barang vintage.Â
Dalam hal ini terciptanya alur bisnis seperi para kolektor barang vintage, supplier yang mencari barang vintage, hingga sampai ke berbagai jenis penjual dan pembeli, membuat peluang bisnis dari tren vintage ini diprediksi bisa bertahan lama.
Selain itu, siklus tren yang ada selalu berputar dan kembali lagi dari waktu ke waktu. Artinya, barang-barang vintage juga dapat dikatakan memiliki siklus tren yang stabil dan bukan semata-mata hanya tren "sementara". Karena seberapa pun majunya tren yang ada di dalam masyarakat, tren vintage ini akan selalu ada dan memiliki 'penggemarnya' sendiri.
Sehingga kita bisa melihat bahwa nilai dari suatu barang bukan dilihat dari harga maupun seberapa terbarunya barang tersebut. Dari tren vintage ini kita belajar bahwa ternyata elemen nostlagia, estetika, dan memori dari suatu barang tidak hanya bisa membuat perubahan dalam tatanan kehidupan masyarakat tetapi juga memiliki value added dalam hal ini bisa menjadi peluang bisnis yang menjanjikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H