Bangkitnya tren "vintage" di kalangan anak muda
Beberapa tahun kebelakang ini, tren vintage menyebar dengan cepat di kalangan anak muda. Dari sini juga kita bisa mengetahui beberapa barang yang diproduksi di masa lalu yang kemudian menjadi primadona di era sekarang, karena dianggap memiliki nilai estetika sekaligus menjadi sesuatu yang menarik jika dibagikan melalui sosial media.
Dalam dunia fashion kita mengenal istilah thrifting atau secara sederhananya merupakan kegiatan mencari pakaian-pakaian bekas yang masih layak pakai yang biasanya dapat dibeli dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan pakaian baru.
Dulu berburu pakaian bekas layak pakai seperti ini hanya dilakukan oleh kelompok masyarakat ekonomi bawah, karena harganya yang murah. Namun sekarang anak muda berbondong-bondong berburu pakaian bekas dan kemudian saling berlomba adu outfit dari hasil thrifting tersebut yang dibagikan di sosial medianya.
Hingga akhirnya banyak masyarakat yang melihat kegiatan anak muda masa kini tersebut sebagai sebuah peluang bisnis yang menjanjikan.Â
Di mana yang semula penjual baju bekas layak pakai ini hanya biasa di temui di pasar-pasar baju bekas, sekarang kita bisa menemukan baju bekas yang aestethic ini di berbagai platform social media dan e-commerce.
Selain fashion, barang-barang vintage yang kini menjadi hits adalah penggunaan teknologi kamera digital yang dulu sempat hits di tahun 2000-2010an di Indonesia. Banyak anak muda kini yang mulai menggunakan kamera-kamera digital dari berbagai jenis merk dengan alasan hasil foto yang terbilang unik.
Tidak hanya sampai disitu saja, ditengah kemajuan teknologi seperti kemudahan mendengarkan musik melalui smartphone dengan pilihan berbagai jenis aplikasi layanan music yang ada, namun anak muda sekarang justru memilih mempopulerkan mendengar musik melalui kaset piringan hitam yang sempat hits di tahun 1950-an hingga 1990-an.
Hal ini juga di dukung dengan hadirnya produk-produk turntable vinly yang lebih modern, praktis, dan canggih, namun masih bisa merasakan feel masa-masa tempo dulu. Banyak anak muda menganggap bahwa mendengarkan musik melalui piringan hitam ini memiliki ciri khas suara menarik dibandingkan mendengarkan musik melalui smartphone.
Sepertinya halnya hukum permintaan-penawaran, tren ini secara tidak langsung juga menciptakan permintaan sekaligus juga peluang bisnis untuk memenuhi permintaan tersebut. Tren unik ini juga membuat orang-orang hingga perusahaan berlomba-lomba memanfaatkan peluang tersebut untuk dapat menghasilkan nilai ekonomi.