Mohon tunggu...
Eko Gondo Saputro
Eko Gondo Saputro Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Menjadikan menulis sebagai salah satu coping mechanism terbaik✨

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mengenal Istilah "Habibienomics", Warisan Konsep Pembangunan Ekonomi dari Sang Visioner

17 April 2024   22:09 Diperbarui: 18 April 2024   02:33 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia lahir dari pemikiran-pemikiran hebat para pendiri bangsa. Di mana pemikiran yang lahir masing-masing memiliki perbedaan namun memiliki satu tujuan yaitu demi terciptanya kesejahteraan masyarakat.

Pemikiran-pemikiran para tokoh hebat Indonesia tak luput dari pro dan kontra. Bukan berarti buah pemikiran yang ada menjadi sebuah hal yang salah, tetapi bagaimana dari pemikiran orang-orang hebat ini bisa dipadukan menjadi sebuah pemikiran besar yang memiliki satu tujuan yang sama yaitu untuk negara dan masyarakat di dalamnya.

Misalnya seperti sejarah terbentuknya Pancasila. Di mana lima butir Pancasila yang kita kenal saat ini lahir tidak begitu saja, tetapi sebelumnya terdapat usulan-usulan pemikiran dari para pendiri bangsa ini seperti Mohammad Yamin, Soepomo, hingga Ir. Soekarno.

Masing-masing dari usulan ketiganya memiliki perbedaan sudut pandang namun memiliki kesamaaan dalam tujuan. Di mana meskipun berbeda, mereka ingin menciptakan sebuah dasar negara yang bisa menjadi landasan pemikiran bagi kemerdekaan dan kemajuan bangsa Indonesia.

Maka perbedaan-perbedaan yang ada justru menjadi sebuah perpaduan yang sempurna karena masing-masing dari pemikiran para pendiri bangsa tersebut memiliki tujuan besar yang sama. Hingga akhirnya lahirlah Pancasila atau lima sila yang kemudian menjadi dasar negara dan falsafah bangsa negara Republik Indonesia yang kita kenal hingga saat ini.

Sejarah ini juga mengajarkan kita bagaimana pemikiran seorang pemimpin bangsa atau mungkin orang-orang yang ada dibalik pemerintahan menjadi sebuah kunci sukses yang bisa membawa negara ini menuju kemajuan.

Selain itu melalui pemikiran-pemikiran ini tidak hanya dapat memproyeksikan masa depan, tetapi juga bisa menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada. 

Ini menunjukkan bahwa untuk membawa negara ke arah yang lebih baik, maka dibutuhkan sebuah pemikiran besar dan aksi yang nyata untuk dapat merealisasikannya.

Setelah Indonesia merdeka, negara kita dihadapkan dengan berbagai macam problematika baik dari dalam maupun luar negeri. Salah satu yang mungkin masyarakat saat ini familiar adalah tentang kisruh krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 yang juga merupakan sejarah kelam runtuhnya perekonomian Indonesia.

Instagram/@b.jhabibie
Instagram/@b.jhabibie

Krisis ekonomi 1998 dan sosok di balik "penyelamat" perekonomian Indonesia

Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 merupakan sejarah kelam perekonomian Indonesia yang memberikan sebuah pelajaran penting mengenai bagaimana mencari sebuah solusi yang efektif dan efisien ketika negara sedang mengalami peristiwa ini.

Sehingga dari peristiwa ini juga membuat Indonesia menjadi harus selalu siap siaga dalam menghadapinya apabila hal serupa terjadi kembali di masa yang akan datang melalui kebijakan-kebijakan yang tepat dan cermat.

Peristiwa besar ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja tetapi negara-negara lainnya di Asia, namun negara yang paling parah terkena dampaknya adalah Thailand, Korsel, dan Indonesia. Krisis keuangan ini pertama kali terjadi pada bulan juli tahun 1997 dan menuai kepanikan hingga dalam skala global.

Di Indonesia sendiri yang paling terlihat dari dampak krisis ini adalah kondisi keuangan dalam negeri. Rupiah mengalami depresiasi yang sangat parah di mana nilai tukar rupiah yang semula rata-rata Rp 2.450/US$ kemudian melemah menjadi Rp.13.513/US$.

Kondisi ini membuat kekacauan pada keuangan Indonesia seperti utang LN yang meningkat, harga bahan pokok melambung tinggi, banyak pelaku bisnis yang gagal bayar pada perbankan dan menyebabkan banyak perusahaan yang gulung tikar, hingga lembaga keuangan yang kekurangan likuiditas akibat rush money atau penarikan uang besar-besaran yang merupakan dari respons kepanikan masyarakat menghadapi krisis ini .

Hingga akhirnya terjadi kerusuhan besar-besaran yang diakibatkan oleh kepanikan dan sekaligus bentuk kekecewaan masyarakat kepada pemerintah karena lambat dalam menangani krisis ini sehingga dampak kerugian yang diterima oleh masyarakat menjadi sangat besar dan tidak terkendali.

Dari kericuhan ini juga yang akhirnya melengserkan Soeharto yang kala itu menjabat sebagai Presiden RI ke-2. Dan kemudian BJ. Habibie selaku wakil presidennya naik untuk menggantikan posisi Soeharto menjadi Presiden RI ke-3 yang sekaligus membawa secerca harapan bagi perekonomian Indonesia yang sedang tidak baik-baik saja.

Sumber: Mikirpedia.com
Sumber: Mikirpedia.com

Habibienomics dan pembaruan pembangunan ekonomi 

Latar belakang BJ. Habibie dalam bidang teknologi membuat pola pikirnya berorientasi pada efisiensi dan kemajuan. Begitu juga dalam pembangunan ekonomi, di mana beliau memimpin pada saat perekonomian yang sedang kacau balau sehingga membuatnya harus berpikir cermat namun memiliki dampak yang besar terhadap perekonomian Indonesia.

Setidaknya terdapat lima kebijakan yang sangat fenomenal dan membuat BJ. Habibie layak untuk dinobatkan sebagai salah satu sosok penyelamat perekonomian Indonesia di kala krisis melanda;

1. Reformasi ekonomi di sektor industri dengan mengeluarkan undang-undang yang melarang praktik monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat serta perlindungan terhadap konsumen

2. Membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang bertujuan untuk menyehatkan sejumlah perbankan yang diujung kebangkrutan dengan cara rekstrukturisasi dan rekapitulasi perbankan. Melikuidasi beberapa perbankan yang bermasalah hingga melakukan independesi Bank Indonesia agar bisa lebih fokus dalam mengurusi perekonomian.

3. Mengusung konsep pembangunan ekonomi industri yang padat karya, di mana konsep ini diterakan pada produk prioritas dengan menggunakan teknologi-teknologi canggih yang bisa menjadi keuntungan komparatif. Dengan SDA dan SDM yang melimpah, konsep ini sangat dibutuhkan khususnya dalam kondisi perekonomian yang kacau.

4. Memangkas nilai tukar rupiah yang sebelumnya anjlok di angka Rp 15.000/US$ menjadi Rp 6.500/US$ dengan menggunakan tim ahli yang profesional dan bukan berasal dari pemerintahan yang terafiliasi dengan partai politik tertentu sehingga segala keputusan maupun aksi nyata dalam kebijakan yang ada tidak ditunggangi oleh kepentingan orang-orang tertentu.

5. Menyelamatkan kondisi perekonomian dari krisis moneter Asia 1998 dan dapat meredakan amarah masyarakat kepada pemerintahan sebelumnya sehingga masyarakat dapat memiliki harapan dan kembali percaya kepada pemerintah.

Keberhasilan pemikiran dan gagasan BJ. Habibie dalam menyelamatkan perekonomian Indonesia membuat namanya menjadi teori aliran pemikiran ekonomi yang disebut dengan istilah Habibienomics yang pertama kali dikenalkan oleh ekonom terkemuka Kwik Kian Gie.

Sumber: freepik
Sumber: freepik

Habibienomics ini pada dasarnya adalah paham atau pemikiran tentang perekonomian yang harus dikembangkan melalui perebutan teknologi canggih untuk mengejar ketertinggalan dari negara maju.

Selain ini melalui pemikiran ini juga memiliki tujuan agar Indonesia tidak hanya menjadi negara yang bisa memproduksi barang yang memiliki keunggulan komparatif (comparative advantage) saja, tetapi harus memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantage).

Fokus dalam keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif ini bisa diraih dengan pengembangan sumber daya manusia yang menjadi kunci utama dalam keberhasilannya. 

Melalui pendidikan dan pembinaan, serta kemampuan untuk menengani, menggunakan, dan mengendalikan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dalam sebuah produk.

Dengan SDA Indonesia yang melimpah dan dipadukan dengan kualitas SDM yang mumpuni dapat mengasilkan nilai tambah pada barang dan jasa yang diproduksi dan dapat mampu bersaing di pasaran baik di dalam maupun luar negeri.

Meskipun paham Habibienomics ini memiliki tujuan yang baik bahkan dalam jangka panjang jika diterapkan, namun sayangnya paham ini masih banyak menuai pro dan kontra karena momen gebrakan pembangunan ekonomi tersebut terjadi di saat Indonesia sedang dalam keadaaan krisis.

Beberapa menganggap bahwa konsep pembangunan yang diusung oleh Habibienomics tidak relevan dan akan menelan biaya yang besar. Kondisi Indonesia yang krisis saat itu juga membuat utang LN meningkat dan pemerintah juga harus fokus untuk membuat perekonomian Indonesia kembali stabil.

Meskipun begitu gebrakan BJ. Habibie dalam reformasi ekonomi menjadikannya sebuah awal mula stabilnya perekonomian negeri ini. Dan melalui pemikiran-pemikiran hebatnya juga beliau mampu membawa sebuah harapan di saat kondisi yang kacau akibat krisis yang melanda negara-negara di Asia.

Sumber: Shutterstock
Sumber: Shutterstock

Habibienomics merupakan pemikiran yang tercipta dari seseorang yang visioner. Bahkan praktik dari konsep pembangunan ekonomi ini belum bisa diterapkan sepenuhnya hingga saat ini. Maka ini menunjukkan bagaimana dari sebuah pemikiran ini ternyata bisa memproyeksikan dampak dalam jangka panjang bagi negara.

Saat ini posisi Indonesia terbilang masih tertinggal jauh dibandingkan negara-negara lainnya bahkan dalam lingkup Asia sekalipun jika berhubungan dengan teknologi. 

Dari segi SDM, Indonesia terkadang gagal dalam mengapresiasi anak-anak bangsa hebat sehingga banyak dari mereka yang lebih memilih untuk berkarir di negeri orang dibandingkan di negeri sendiri.

Dan dari segi penggunaan teknologi untuk menghasilkan value added juga masih belum bisa dimaksimalkan dengan baik. Maka, Habibienomics merupakan sebuah warisan berharga dari sang visioner BJ. Habibie yang sudah saatnya relevan dan seharusnya dipraktikan dengan baik di zaman sekarang yang serba menggunakan teknologi canggih.

Sudah saatnya Indonesia bisa menciptakan SDM terampil dalam bidang teknologi, menghargai dan mengapresiasi keberadaannya, hingga dapat menerapkan teknologi yang ada dengan baik sehingga dapat menciptakan nilai tambah yang bisa membuat Indonesia mampu bersaing di kancah Asia maupun global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun