Selanjutnya film dan bioskop kemudian lahir menjadi sebuah 'industri' dan dianggap sebagai salah satu mode baru dari sekian banyak penemuan yang ada. Sejak kemunculannya, pertumbuhan yang terjadi sangat pesat secara umum di mana produksi film meningkat pesat dan distribusi film juga berkembang sebagai kegiatan khusus yang sering kali dikelola oleh produser film besar.
Perkembangan dan jatuh bangunnya industri film ini terjadi dari waktu ke waktu. Pada akhir tahun 1930-an bioskop telah menjadi hiburan masal yang penting. Bioskop telah memungkinkan pertumbuhan besar-besaran dalam produktivitas industri hiburan dan bisa mematahkan anggapan para ekonom bahwa pertumbuhan produktivitas pada industri jasa tertentu tidak mungkin terjadi.
Hingga akhirnya pada awal abad ke-20, industri film ini berubah sebagai bentuk dorongan permintaan. Di mana mulai terjadinya industrialisasi hiburan dengan melakukan standarisasi, mengotomatisasi, dan membuatnya dapat diperdagangkan.
Tahun demi tahun industri ini kemudian seolah menjadi perlombaan kualitas yang mengarah pada peningkatan pertumbuhan industri. Industri film dan bioskop juga dapat memberikan kontribusi besar terhadap produktivitas dan kesejahteraan.
Bioskop kemudian bukan hanya menjadi yang pertama dalam deretan industi media yang mengindustrialisasi hiburan, tetapi juga yang pertama dalam industri skala internasional. Evolusi yang terjadi dalam industri film juga memberikan wawasan tentang perubahan teknologi dan peningkatan kesejahteraan dapat terjadi di banyak industri jasa lainnya.
Industri film dorong multiplier effect bagi perekonomian
Melihat sejarah ekonomi dari industri film kita dapat melihat bagaimana kehadiran dan perkembangan industri ini ternyata dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian suatu negara.
Dalam skala global, industri film sudah bisa disebut sebagai 'mesin pertumbuhan' bagi negara. Di Amerika Serikat, industri film dapat mendukung ekonomi kreatif yang dinamis, menciptakan lapangan pekerajaan di setiap negara bagian, dan dengan meliputi berbagai keterampilan dan keahlian.
Secara keseluruhan, setidaknya terdapat 2,74 juta orang yang bekerja di bagian teknisi efek khusus, penata rias, penulis, pembangun set, petugas tiket, dan banyak lagi orang-orang yang terlibat dan bekerja di industri ini. Industri ini juga telah menggelontorkan lebih dari US$ 242 miliar dalam bentuk upah tenaga kerja untuk setiap tahunnya.
Seperti kita ketahui juga bahwa film-film yang berasal dari AS dinikmati oleh para penonton di seluruh dunia. Hal ini yang menyebabkan kegiatan ekspor dalam industri perfilman AS menyumbang setidaknya sekitar US$ 14,4 miliar per-tahun dan tercatat dalam neraca perdagangan yang positif dengan hampir semua negara di dunia.