Misalnya 50:50, maka laba bersih 50% akan diterima oleh si pemodal dan sisanya akan dibagi kepada karyawan sesuai dengan perhitungan mato dari masing-masing karyawan yang sudah disepakati di awal.
Beberapa penelitian menunjukkan contoh manajemen pembagian laba dari rumah makan padang ini. Salah satunya Dimas Adewijaya dalam penelitiannya untuk melihat hal tersebut.Â
Ternyata hasil penelitiannya menunjukkan sistem mato ini dapat menguntungkan bagi karyawan yang terlihat dari hasil nilai mato yang diterima setiap karyawan dalam 100 hari tersebut.
Selain angka yang terbilang fantastis, ternyata sistem mato ini dapat memberikan motivasi karyawan untuk bisa meningkatkan kualitasnya.Â
Ini dapat terjadi karena semakin baik kualitas pegawainya maka akan memberikan dampak positif kepada penghasilan rumah makan dan tentunya semakin besar juga proposi nilai penghasilan yang akan mereka dapatkan.
Maka dengan sistem mato ini memungkinkan karyawan untuk memproleh income yang besar dan dapat diasumsikan bahwa mereka juga dapat melakukan saving yang lebih besar.Â
ketika tidak bekerja selama bulan Ramadhan pun, mereka dapat mengelola resiko keuangan yang ada sembari menunggu hari raya lebaran tiba dan mereka bisa bekerja seperti biasa lagi.
Meskipun demikian tentu studi kasus pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan akan memiliki perbedaan dari segi nilai penghasilannya.Â
Namun yang dapat kita ambil ilmunya adalah bagaimana 'profit sharing' atau sistem bagi hasil ini bisa menguntungkan kedua belah pihak antara pemilik rumah makan dan karyawannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H