Mohon tunggu...
Eko Gondo Saputro
Eko Gondo Saputro Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Menjadikan menulis sebagai salah satu coping mechanism terbaik✨

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Bootstrapping vs Venture Capital dalam Pendanaan Perusahaan Startup: Antara Berkembang atau Tumbang

10 Januari 2024   22:54 Diperbarui: 11 Januari 2024   06:59 910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi startup.(SHUTTERSTOCK/GAJUS)

Media sosial baru-baru ini dihebohkan dengan kabar pailit atau berhentinya operasional dari salah satu startup yang bergerak di bidang pendidikan dan sudah berdiri selama 20 tahun lamanya yaitu Zenius. 

Kabar ini sontak membuat banyak netizen terkejut karena Zenius merupakan salah satu startup yang sudah memiliki banyak pengguna setianya.

Memang sepanjang tahun 2023 badai krisis keuangan yang diakibatkann oleh kenaikan ekonomi yang melaju sangat cepat atau yang dikenal dengan istilah bubble burst melanda berbagai perusahaan startup termasuk Indonesia. Ini yang mengakibatkan banyak perusahaan startup di berbagai belahan dunia mengalami kebangkrutan.

Sumber: Startup. bmccanada.ca
Sumber: Startup. bmccanada.ca

Krisis yang terjadi biasanya ditandai dengan banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) bahkan hingga penutupan perusahaan yang bertujuan untuk menghindari resiko-resiko yang akan terus berdatangan dan lebih besar lagi kepada perusahaan.

Melihat kondisi ini maka dapat dikatakan bahwa pendanaan atau investasi pada sebuah startup akan menentukkan bagaimana jalannya operasional dari perusahaan startup tersebut. 

Pilihannya antara dengan pendanaan yang ada, perusahaan akan bertumbuh secara signifikan dan berkelanjutan atau justru sebaliknya perusahaan bisa saja pailit atau bangkrut.

Sumber: cubic.id (Mengenal 6 Jenis Pendanaan Startup Series)
Sumber: cubic.id (Mengenal 6 Jenis Pendanaan Startup Series)

Pendanaan dalam Dunia Startup

Pendanaan dalam dunia startup terdapat dua macam yaitu dari dalam dan dari luar. Pendanaan dari dalam atau biasanya berkiatan dengan pengembangan usaha yang berhubungan dengan pendanaan sendiri dan mengandalkan semua resources yang ada di perusahaan tersebut atau biasanya dikenal dengan istilah bootstrapping.

Sedangkan pendanaan dari luar yaitu bentuk investasi atau suntikan dana yang datangnya dari luar perusahaan yaitu berasal dari para investor yang melihat peluang dari kesuksesan suatu perusahaan atau biasa disebut dengan Ventura Capital atau modal ventura. 

Perbedaan dari keduanya adalah tentang tanggung jawab resiko. Bootstrapping yang secara pendanaan berasal dari dalam perusahaan maka perusahaan mempertaruhkan keuangannya dan segala resikonya sendiri. Sedangkan investasi atau pendanaan dari luar tidak hanya menaruh resiko pada perusahaan saja tetapi terhadap investor juga.

Selain itu perbedaan lainnya adalah tentang seberapa besar kendali yang dimiliki perusahaan terhadap keuangan dan arah bisnis. Ketika pendanaan dari dalam maka kita bisa menentukkan arah dari bisnis tanpa adanya pengaruh atau tanggung jawab pada suatu target tertentu dari pihak lain.

Kedua jenis pendanaan ini sebenernya masing-masing memiliki pro dan kontra. Ryan Smith dalam Harvard Business Review menjelaskan tentang setidaknya terdapat tiga alasan mengapa setiap perusahaan startup harus melakukan bootsrapping.

Pertama, dengan memanfaatkan dana dari dalam perusahaan dan resources yang ada kita akan menggali setiap potensi yang mungkin tidak kita sadari. Kedua, maka ini juga yang akan memunculkan insting untuk dapat menarik talenta yang tepat. 

Dan ketiga, karena tidak adanya pengaruh dari pihak eksternal maka kita dapat mempertahankan kendali atas perusahaan sembari menemukan mitra yang tepat untuk membantu perusahaan berkembang.

Sumber: startuptalky.com (Bootstrapping vs Funding: Which is the Right Strategy to Fund your Startup)
Sumber: startuptalky.com (Bootstrapping vs Funding: Which is the Right Strategy to Fund your Startup)

Kekuarangan dari bootstrapping yang sangat besar terlihat dan biasanya dirasakan oleh berbagai perusahaan startup yang baru memulai bisnisnya adalah pertumbuhan yang lambat. Ini terjadi karena perusahaan hanya menggunakan modal pribadi dan resources yang seadanya, sehingga eksplorasi bisnis terkendala dengan minimnya pendanaan.

Berbeda dengan pendanaan dari investor atau venture capital, selain mendapatkan pendanaan dalam jumlah yang fantastis tetapi investor juga dapat memberikan masukan-masukan dan membuka jalan bisnis melalui jaringan yang dimiliki para investor.

Perusahaan venture capital yang besar dan memiliki citra yang baik juga akan memiliki pengaruh yang besar terhadap citra perusahaan strartup itu sendiri. Selain itu juga bagi perusahaan startup yang terkendala dengan eksplorasi bisnisnya dapat memperoleh kesempatan besar untuk mencoba bisnis baru yang dapat menciptakan pertumbuhan pada perusahaan.

Namun kekurangan dari pendanaan VC adalah peluang kegagalan yang lebih besar dikarenakan penetapan target dan kendali bisnis yang tidak sepenuhnya dipegang oleh perusahaan startup tersebut. Sehingga perusahaan VC sebagai investor akan mempengaruhi beberapa keputusan besar terkait arah bisnis.

Shikhar Ghosh, dosen senior di Harvard Business School pada the wall street journal membagikan penjelasan mengenai penelitiannya tentang kegagalan bisnis perusahaan startup yang pendanaannya didukung oleh VC.

Penelitiannya dilakukan terhadap 2.000 perusahaan yang pendanaannya didukung oleh VC dengan pendanaan setidaknya sebesar US$ 1 juta dari tahun 2004-2010. 

Hasilnya menunjukkan bahwa sebanyak 75% perusahaan yang didukung oleh VC mengalami kegagalan dan 30% hingga 40% lainnya melikuidasi asset di mana menyebabkan para investor kehilangan semua uang mereka.

Dari kebanyakan kasus kegagalan yang terjadi pada perusahaan startup yang didukung VC biasanya berhubungan dengan tidak tercapainya tingkat profitabilitas yang ditargetkan. 

Ini dapat terjadi karena berbagai macam alasan seperti manajamen keuangan yang salah, masalah internal perusahaan, kegagalan dalam pengembangan produk dan model bisnis, hingga tidak mampu menghadapi persaingan.

Sumber: Zenius. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Sumber: Zenius. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Kasus berhentinya operasional Zenius terjadi setelah mendapatkan suntikan dana dari MDI Ventures yang merupakan anak perusahaan dari PT. Telkom Indonesia (persero) Tbk pada tahun 2022 lalu sebesar US$ 40 juta atau senilai Rp 622 miliar menjadi perbincangan hangat netizen.

Sabda Putra Subekti sebagai Co-founder dari Zenius menjelaskan bahwa operasi zenius mulai dihentikan per tanggal 22 Januari 2024. Hal ini mencakup penghentian semua layanan dan dukungan operasional dari manajemen pusat. Sabda juga menjelaskan bahwa alasan dari berhentinya operasi zenius dikarenakan perusahan menghadapi tantangan operasional.

Operasional merupakan bagian yang terpenting dari suatu perusahaan selain dari keuangan dan pemasaran. Sinan Erzurumlu, dosen Inovasi dan Manajemen Operasi di Babson College menjelaskan tentang mengapa perusahaan startup perlu memperhatikan operasional.

Erzurumlu melihat operasional sebagai sumber daya untuk mengeksekusi ide bisnis. Artinya ketika perusahaan sudah memiliki ide tentang arah dari bisnis, perusahaan dapat memperoleh sumber daya, mengatur proses, dan membangun keahlian serta resputasi untuk meningkatkan bisnis dari perusahaan tersebut.

Sehingga meskipun dalam banyak kasus permasalahan terbesar dari sebuah perusahaan startup adalah kurangnya dana untuk dapat mengeksekusi ide bisnis yang ada, tetapi merancang manajamen pengelolaan operasional yang efektif dan efisien merupakan sebuah kekuatan bagi suatu perusahaan startup.

Maka dari Zenius kita dapat mendapatkan pelajaran penting tentang bagaimana manajamen operasional sangatlah penting khususnya dalam sebuah perusahaan startup. 

Dapat dikatakan juga bahwa manajamen operasional yang baik (efektif dan efisien) menjadi sebuah tiket menunju kesuksesan dari eksekusi ide bisnis dari perusahaan yang tentunya akan menentukkan bagaimana masa depan dari perusahaan itu sendiri.

Pada akhirnya meskipun perusahaan startup dihadapkan pada pilihan antara melakukan bootstraping atau menghimpun dana dari venture capital, kunci dari kesuksesan perusahaan adalah bagaimana mereka dapat mengelola dana yang ada dengan baik sehingga dapat menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan bagi perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun