Mohon tunggu...
Eko Gondo Saputro
Eko Gondo Saputro Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Menjadikan menulis sebagai salah satu coping mechanism terbaik✨

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal E-Begging: Cara Mengemis di Era Digital

12 Februari 2023   14:46 Diperbarui: 3 Mei 2023   20:46 1992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: discover.hubpages.com/money/How-To-Make-Money-Begging-Effectively

Kemajuan teknologi yang semakin pesat membuat pola kehidupan seseorang berubah dari tahun ke tahun. Perkembangan teknologi saat ini mengambil peran penting dalam kehidupan seseorang sehari-hari mulai dari pendidikan, kesehatan, bahkan hingga bisnis. Saat ini bahkan teknologi memiliki peran dalam memberikan kemudahan dalam kegiatan seseorang. 

Namun ini menjadi sebuah perdebatan, di mana teknologi tidak selalu memberikan kemudahan kepada seseorang dalam berbagai hal saja, tetapi dapat menciptakan masalah baru di dalam lingkungan sosial masyarakat yaitu masalah perilaku masyarakat. Aksesibilitas yang mudah terhadap teknologi juga membuat masyarakat rentan akan dampak negatif.  Ini dapat terjadi diakibatkan karena tidak adanya aturan tertentu dalam penggunaan teknologi sehingga dapat memungkinkan adanya penyalahgunaan penggunaan.

Salah satu penyalahgunaan penggunaan teknologi yang saat ini marak dilakukan adalah mengemis dengan memanfaatkan kemajuan teknologi digital atau biasa dikenal dengan istilah e-begging. Menurut urban dictionary e-begging adalah kondisi ketika seseorang meminta uang secara online kepada orang asing baik dalam jumlah yang sedikit maupun banyak tanpa memberikan manfaat bagi pemberi uang.  

Apa yang menyebabkan seseorang menggunakan teknologi sebagai media untuk meminta uang kepada orang lain?

Sumber:  cartoonstock.com/Brian Fray
Sumber:  cartoonstock.com/Brian Fray

Alasan terbesar seseorang melakukan penyalahgunaan teknologi untuk meminta uang kepada orang lain ada kondisi sosioekonomi. Menurut Cambridge dictionary, sosioekonomi adalah kondisi yang terkait dengan perbedaan di antara kelompok-kelompok masyarakat yang disebabkan oleh kondsisi keuangan mereka. Di mana ini akan memiliki hubungan yang erat dengan pendidikan, lapangan pekerjaan, dan pendapatan seseorang.

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang kemudian akan menjadi sebuah efek domino terhadap kondisi sosioekonomi di suatu daerah. Ketika seseorang dapat memperoleh akses pendidikan yang baik, maka akan membentuk sebuah pola pikir yang lebih maju dan kreatif khususnya dalam usaha untuk memperoleh pendapatan. 

Melalui pendidikan juga akan memberikan multiplier effect terhadap kondisi pekerjaan dan pendapatan seseorang. Namun ini semua ini tidak serta merta dapat terjadi dengan mudah seperti kerangka teori diatas, tetapi semua elemen-elemen ini akan berhasil dan dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat apabila pemerintah turut ikut serta dalam mewujudukannya.

Tidak hanya itu, kondisi sosioekonomi seseorang yang tidak di dukung dengan pendidikan yang baik juga mempengaruhi kondisi mental seseorang khususnya dalam persepsi mereka terhadap “uang”. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Anuj.K Shah dkk tentang uang di dalam kehidupan mental masyarakat miskin. Salah satu poin penelitiannya adalah tentang respon masyarakat miskin terhadap kondisi kelangkaan (kemiskinan).

Kondisi yang memungkinkan dapat memberikan pengaruh terhadap bagaiamana persepsi dan cara pandang mereka terhadap dunia. Sehingga pola pikir masyarakat miskin secara alami akan berevolusi. Di mana mereka akan memikirkan berbagai cara untuk mendapatkan uang dan memenuhi kebutuhan hidupnya.

Sumber: tiktok.com/@atorizzs
Sumber: tiktok.com/@atorizzs

Baru-baru ini jagat maya dihebohkan dengan pengguna tiktok yang menggunakan seorang nenek untuk melakukan live streaming pada platform social media tersebut. Dengan memberikan challenge atau tantangan tertentu, nenek tersebut mendapatkan uang dari penonton berupa fitur gift yang kemudian dapat dicairkan dalam bentuk uang. 

Tidak main-main kegiatan ini dapat menghasilkan setidaknya Rp 700.000 dalam waktu dua sampai tiga jam saja, ujar pengguna tiktok tersebut dalam wawancaranya dalam sebuah stasiun televisi. Kegiatan e-begging ini yang semula hanya dilakukan oleh satu orang saja kemudian dilakukan oleh warga lainnya karena mengetahui fakta bahwa kegiatan ini dapat menghasilkan uang dalam waktu yang singkat.

Melalui interview di salah satu stasiun tv, pengguna tiktok tersebut juga menjelaskan bahwa mayoritas pekerjaan dari warga di desa tersebut adalah seorang petani. Namun dalam pekerjaannya warga tidak mengelola lahan sawahnya sendiri melainkan hanya mengurus lahan milik orang lain sehingga penghasilannya sangat kecil. Dan ketika ada kegiatan e-begging melalui platform social media tiktok, banyak warga yang merasa terbantu secara ekonomi dan bahkan dapat membayar hutang-hutang yang menjerat mereka.

Apakah kegiatan meminta uang dalam platform social media ini hanya terjadi di Indonesia saja?

Sumber: todayfm.co.nz/home/authors/grady-connell.html
Sumber: todayfm.co.nz/home/authors/grady-connell.html

Tidak hanya di Indonesia saja, kasus meminta-minta secara online melalui platform tiktok dilakukan di negara lain juga. Salah satunya terjadi pada sebuah keluarga di Suriah. Di mana mereka (1 keluarga) melakukan live streaming melalui platform social media tiktok guna untuk mendapatkan uang dari gift yang diberikan penonton. Dalam satu jam melakukan live streaming tersebut, keluarga ini dapat memperoleh gift yang apabila diuangkan senilai $1000 atau Rp 15 juta.

Apa sebenarnya tujuan seseorang memberi uang dalam konten e-begging ini?

Hadji dan Daniel dalam penelitiannya tentang hubungan pengaruh seseorang dalam mengeluarkan uang dan kebahagiaan. Salah satu penelitian kepada sample partisipan menunjukkan bahwa level kebahagiaan mereka dapat bertambah meskipun memberikan uang dalam jumlah yang kecil, dalam hal ini mengeluarkan uang untuk kegiatan charity atau kegiatan amal.

Ini juga dapat berlaku pada keputusan seseorang untuk memberikan uang dalam konten e-begging yang sifatnya menunjukkan kehidupan seseorang yang malang dan memerlukan bantuan. Pemberi uang pun akan merasakan hal yang sama yaitu level kebahagiaan yang dapat meningkat karena dapat turut membantu kesulitan mereka meskipun hanya memberikan sedikit uang saja.

Namun apabila kita melihat dua kasus sebelumnya tentang kasus pengguna tiktok yang menggunakan seorang nenek dan sebuah keluarga di Suriah dengan konten kemiskinannya untuk mendapatkan uang, teori tentang level kebahagiaan seorang yang dapat bertambah ketika memberi uang sebagai bentuk bantuan dapat menjadi bias. Sehingga muncul sebuah pertanyaan baru apakah hanya “rasa kebahagiaan” saja yang didapat dengan membantu orang lain atau memang pemberi uang tersebut tertipu dengan konten kemiskinan yang disajikan?

Sumber: Comic Relief ditches stars from ‘poverty porn’ appeals Photograph: Freddie Claire/Comic Relief/PA
Sumber: Comic Relief ditches stars from ‘poverty porn’ appeals Photograph: Freddie Claire/Comic Relief/PA

Baru-baru ini muncul istilah Poverty Porn atau pornografi kemiskinan yang digambarkan sebagai elemen penting dalam berkembangnya konten e-begging dalam platform social media. Poverty porn adalah semua jenis media baik itu tertulis, gambar, maupun video yang isinya mengeksploitasi kondisi masyarakat miskin untuk menghasilkan simpati untuk meningkatkan penjualan, sumbangan amal, atau dukungan tertentu.

Dari pengertian ini, poverty porn awalnya lebih ditujukkan kepada eksploitasi yang dilakukan oleh sebuah lembaga/perusahaan/kepentingan kelompok tertentu. Namun saat ini eksploitasi terhadap kondisi kemiskinan yang ditampilkan melalui media informasi tidak lagi dilakukukan oleh sebuah “kelompok” dengan tujuan besar tertentu saja tetapi mulai dilakukan oleh “perseorangan” yang bertujuan untuk menghasilkan uang untuk kepentingan pribadi.

Apa dampak yang ditimbulkan dari e-begging ini?

Konten kemiskinan yang ditunjukkan di platform social media dengan tujuan untuk  menghasilkan uang ini dapat menimbulkan masalah baru. Dengan menglorifikasi kemiskinan melalui platform social media dengan tujuan untuk mendapatkan uang secara mudah, menyebabkan seseorang dapat menyederhanakan kemiskinan dalam isu sosialekonomi yang terjadi dan menjadikan konten e-begging atau meminta uang yang dilakukan secara online ini adalah jawaban atas permasalahan tersebut.

Perilaku masyarakat yang gemar meminta-minta melalui konten e-begging pada platform social media dapat memicu sifat selalu ingin dibantu dengan cara yang instan. Seharusnya perlu adanya pemberdayaan kepada masyarakat seperti ini secara jangka panjang dengan tujuan agar memiliki pola pikir untuk maju dan berkembang tertutama dalam upaya keluar dari jerat kemiskinan.

Selain itu konten e-begging yang menunjukkan kondisi kemalangan atau kemiskinan yang terjadi pada seseorang dapat berpotensi dieksploitasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Di mana bentuk eksploitasi ini tidak hanya dalam bentuk mempertontonkannya “kondisi kemiskinan" seseorang saja namun bisa jadi menjadikan seseorang tersebut sebagai objek dan merendahkan martabatnya sebagai manusia. Dengan tujuan agar memunculkan rasa iba dan sedih bagi penonton konten tersebut dan akhirnya menggerakan mereka untuk memberi atau menyumbang sejumlah uang.

Lalu, bagaimana cara agar femomena e-begging ini tidak menyebar luas kepada masyarakat lainnya?

Pihak yang memiliki peran besar dalam mengendalikan fenomena ini adalah pemerintah. Di mana pemerintah perlu memberikan kontrol dan pengawasan lebih terkait fenomena e-begging melalui platform social media ini. Tidak hanya itu, fenomena ini juga bisa menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah untuk memperhatikan kondisi kemisinan yang terjadi di Indonesia. Akar permasalahan dari fenomena e-begging ini adalah kemiskinan yang terjadi di masyarakat, oleh karena itu harapannya pemerintah tidak hanya memberikan kontrol dan pengawasan saja tetapi dapat memberikan edukasi dan pemberdayaan kepada masyarakat miskin agar dapat terhindar dari kegiatan-kegiatan seperti e-begging ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun