Mohon tunggu...
saptono raharjo
saptono raharjo Mohon Tunggu... Editor - Bekerja di salah satu penerbit di Jakarta

Pria sdh menikah, tinggal di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pentingnya Pemahaman Pajak dalam Meningkatkan Bisnis UMKM

26 Juni 2024   13:15 Diperbarui: 26 Juni 2024   14:54 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Strategi inklusi Pajak Penghasilan dapat memaksimalkan pertumbuhan bisnis UMKM. Metode Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKM) melibatkan kolaborasi antara pemerintah, perusahaan besar, dan UMKM untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing UMKM. 

Melalui PKM, UMKM dapat memperoleh pelatihan, pendampingan, dan akses pasar yang lebih luas. Hasil dari implementasi PKM menunjukkan peningkatan kualitas produk dan layanan UMKM serta peningkatan kepatuhan perpajakan. Evaluasi efektivitas strategi inklusi pajak penghasilan diperlukan untuk mencari solusi atas tantangan yang dihadapi UMKM.

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) juga menjadi aspek penting yang harus dipahami oleh UMKM. PPN adalah pajak yang dikenakan atas setiap transaksi jual beli barang dan jasa di dalam negeri. Dasar hukum pemungutan PPN diatur dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang PPN dan PPnBM. 

PPN pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1984 sebagai pengganti Pajak Penjualan dan mengalami berbagai perubahan untuk meningkatkan efisiensi dan kepatuhan perpajakan. PPN memiliki karakteristik seperti bersifat tidak langsung, dikenakan pada konsumsi dalam negeri, dan berjenjang di setiap tingkat produksi dan distribusi. Metode perhitungan PPN melibatkan pengurangan Pajak Masukan dari Pajak Keluaran. 

Pajak Masukan adalah PPN yang dibayar oleh pelaku usaha saat membeli barang atau jasa, sementara Pajak Keluaran adalah PPN yang dipungut saat menjual barang atau jasa. Objek PPN meliputi penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP). UMKM harus memahami klasifikasi BKP dan JKP untuk menghindari kesalahan dalam pemungutan PPN.

Selain itu, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang dikenakan atas tanah dan bangunan juga perlu dipahami oleh UMKM. PBB-P2 adalah pajak yang dikenakan atas tanah dan bangunan di sektor pedesaan dan perkotaan, dan dikelola oleh pemerintah daerah sebagai sumber pendapatan daerah. 

Objek PBB-P2 meliputi tanah dan bangunan yang berada di wilayah pedesaan dan perkotaan, termasuk yang digunakan oleh UMKM. Subjek PBB-P2 adalah individu atau badan yang memiliki hak atas tanah dan/atau bangunan, sedangkan Wajib Pajak adalah subjek yang berkewajiban membayar PBB-P2. UMKM yang memiliki atau mengelola tanah dan bangunan harus memahami kewajiban ini.

Dengan memahami berbagai aspek perpajakan yang terkait dengan operasional UMKM, pelaku usaha dapat mengelola keuangan dengan lebih baik, memastikan kepatuhan terhadap regulasi, dan memaksimalkan pertumbuhan bisnis mereka.

Mahir AKUNTANSI

Inspirasi Akuntan Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun