Mohon tunggu...
Hb. Sapto Nugroho
Hb. Sapto Nugroho Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup ini adalah Pikink ( Selalu senang dan bersyukur ), sementara tinggal di Tokyo

senang berbagi cerita

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Petani Sebagai Peran Utama Paket Wisata

19 Juli 2010   04:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:46 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya tidak tahu persis apa saja yang dikerjakan oleh Departemen Budaya dan Pariwisata. Satu yang mungkin saya tahu adalah Pengiriman duta atau wakil ke berbagai negara untuk menarik wisatawan dengan cara pertunjukan kesenian berupa tarian atau musik dan lagu. Saya juga tidak tahu apakah Departemen Budaya dan Pariwisata itu PERNAH berpikir membuat "PAKET WISATA". Sejauh ini yang saya tahu yang membuat atau menjual paket wisata adalah perusahaan tour and travel.

Peran utama Departemen Budaya dan Pariwisata

Mungkin ada komentar langsung, Departemen tidak bisa membuat dan menjual paket wisata. Ya, mungkin demikian kondisinya. Yang saya maksud lebih dalam adalah bisa memberikan usul/ide paket wisata ke pelaku bisnis wisata. Lalu apa bedanya dengan paket yang ada selama ini ? Bedanya adalah paket yang dipikirkan oleh Departemen Budaya dan Pariwisata mungkin "Dana Awalnya" agak besar dan butuh Persiapan yang agak lama. Dalam hal ini kalau cuma mengandalkan tour dan travel maka produk atau paket wisata ini sudah diwujudkan.

Jadi gampangnya "dana" untuk transport/pesawat , hotel dan makan jalan2 keluar negri itu mungkin SEBAGIAN bisa digunakan sebagai dana awal membuat suatu produk wisata baru. Contoh yang ingin saya sampaikan adalah produk wisata ke "kebun buah2an", di mana wisatawan yang berkunjung ke situ bisa memetik atau mengambil buah di situ dan memakannya dengan bebas.  Paket ini bukan sesuatu yang baru, tapi sudah ada lama dan selalu masih hidup di Jepang.

Di jepang dikenal paket wisata dengan nama misalnya : "budho gari" ( budho  artinya anggur, dan gari artinya ambil ). Jadi pengunjung boleh ambil dan makan sepuasnya ( tapi tidak boleh bawa pulang, atau masukin ke dalam tasnya ). Kalau ingin bawa pulang boleh tapi harus dengan cara membelinya ( tentu saja dengan harga sangat berbeda dengan beli di supermaket atau toko buah ). Jadi banyak paket rekreasi yang isi nya ambil buah2an, misalnya : "momo gari" ( momo : peach ), "tomato gari" ( tomato = tomat ), "blue berry gari". Foto di kanan adalah kebon buah anggur.

Dalam paket wisata ini diperlukan kerjsama antara pemilik pengusaha travel dan petani. Petani memberikan informasi kondisi buah2an yang ada serta berapa besar biaya. Kemudian perusahaan travel membuat paket berdasarkan harga itu dan dikombinasikan juga dengan tujuan lain selain kebon buah2an tadi ( misalnya ke pabrik pembuatan minuman tradisional dsb dsb ). Biar menarik maka kondisi kebon buah2an ini juga harus dibuat nyaman dan dirancang emang untuk banyak orang datang dan bisa mengambil buah2an dengan gampang. Inilah yang saya sebut sebagai "biaya awal" pembuatan paket wisata ini, di sinilah letak PERAN dari Departemen Budaya dan Pariwisata untuk memberikan dana awal.

Mengapa Menarik dan Petani sebagai peran utama

Rumah yang sempit dan kadang tidak punya halaman. Inilah kondisi orang yang tinggal diperkotaan. Sehingga anak-anak ataupun orang tua pun mungkin ada yang belum pernah lihat suatu pohon dari buah tertentu, misalnya apakah anda pernah lihat pohon buah manggis? pohon buah markisa ? Kita bisa belanja di pasar buah, tapi kita tidak bisa melihat pohon yang menghasilkan buah itu.

Indonesia sebagai negara tropis dan negara agraris, adalah negara yang punya BANYAK jenis buah2an. Oleh karena itu sangat menarik sekali, banyak wisatawan TIDAK hanya tertarik aka rasa enak dari suatu buah yang belum pernah dilihat, tapi juga tertarik akan POHON dari buah itu. Sebagai contoh buat DURIAN, selama ini cuma melihat buah yang penuh duri dan setelah dibuka bisa dimakan, mereka juga tertarik untuk melihat pohon durian itu seperti apa.  Jadi "melihat pohon" saja sudah menjadi suatu hal yang menarik. Wisata bukan hanya berarti melihat peninggalan, melihat tarian, melihat danau atau pantai. Wisata juga bisa berarti melihat dan menikmati HASIL alam yang sekarang ( bukan tradisi atau peninggalan ). Dengan tipe paket wisata semacam ini maka PETANI merupakan pelaku/peran utama. Dengan cara inipun maka menjadi petani pun merupakan suatu pekerjaan yang menyenangkan dan akan menarik ke anak2. Sudah lama katanya indonesia harus memperhatikan kaum petani, maka cara ini bisa ditempuh. Foto di kanan adalah foto lokasi kebon buah blue berry.

Budaya studi tour sekolah

Dengan paket2 wisata yang mengarah ke suatu hasil alam suatu daerah ini maka proses "pindah ke ibukota " pun bisa berkurang. Di desapun bisa menghasilkan suatu yang berguna dan cukup untuk hidup, karena hasil dari paket wisata ini. Mungkin ada yang bertanya : lho kan wisatawan asing kan sedikit ?

Paket wisata di kebon buah ini bukan hanya untuk orang asing, tapi juga untuk warga indonesia sendiri. Kendala tranportasi menuju lokasi tentu ada, makanya travel agent musti kerjasama dengan perusahaan bis untuk membuat paket ini. Jadi di sini sudah ada tiga komponen : petani, travel agen, penyewa bis atau kendaraan, dan tentunya ini menyangkut tenaga kerja di dalamnya. Ini sudah cukup menggerakan roda ekonomi.

Kembali ke soal negara jepang, mereka sebagian besar emang tinggal di rumah yang tidak punya halaman, sehingga orang tuapun juga memberikan kesempatan anaknya untuk melihat langsung kebon buah2an yaitu dengan mengajak keluarga pergi dengan wisata "mengambil buah2an" itu.  Salah satu agenda atau kurikulum di Taman kanak2 di jepang ada yang namanya : "Satsuma Imo gari", atau tepatnya suatu kegiatan mengambil ketela rambat di kebon. Karena anak2 masih kecil, maka yang diambil adalah yang gampang ( tidak harus manjat ). Jadi sejak kecil sudah dikenalkan tentang "pengalaman untuk mengambil sendiri dari hasil alam". Pengalaman ini tentu menyenangkan, apa lagi hasilnya dibawa pulang dan diberikan ke orang tua dan dimakan bareng2. Bayangkan saja sendiri gimana wajah anak bawa pulang "hasil dari pencariannya" pasti wajahnya lucu dan bangga, dan kita orang tua pasti memujinya, di sini letak dari "memberikan peran" ke anak.

Foto para wisatawan / pengunjung jalan menuju lokasi kebon buah


Di Indonesia ( yang saya tahu di jawa, kurang tahu di luar pulau jawa ), yang saya alami di akhir tahun sebelum kelulusan, di SMP dan SMA ada acara Piknik Bareng atau istilah nya "Studi Tour". Sepertinya hampir semua studi tour ini ke arah tempat wisata yang sudah umum, artinya belum ada wisata ke kebon buah. Dalam studi tour di sekolah sebaiknya juga dimasukan paket wisata ke kebon buah, tentu saja ini bisa dimasukan sebagai STUDI, karena selain memetik buah bisa diberikan tugas untuk mengetahui lebih dala tentang buah itu sendiri : bibit, lama berbuah, perawatan, musim buah dsb dsb

Kalau dalam studi tour sekolah sudah dimasukan program paket ke kebon buah, maka kembali Petani akan mengambil manfaat yang banyak. Departemen Budaya Pariwisata bisa kolaborasi dengan Departement Pendidikan untuk membuat ini berhasil, dengan demikian PETANI buah2an akan menjadi peran penting di negara kita.  Tentu saja ini tidak mudah memulainya, dan butuh biaya awalnya. Namun bila sudah berjalan, maka semua akan saling membantu dan menggerakan roda ekonomi, banyak pihak yang diuntungkan dan merupakan salah satu wisata yang mengandung unsur pendidikan.

Apakah bisa terwujud di Indonesia Wisata ke kebon buah ini ? Semoga. Dalam pikiran saya di malang itu ada apel malang, kalau begitu bisa dibuat :  "ringgo gari" ( ringgo = apel )

Salam senang untuk semua yang baca tulisan ini, maaf agak panjang karena tidak hanya laporan tapi sekaligus opini. Foto2 lain seperti dibawah ini

Foto Kebon buah "momo"/peach

Kebon buah berbagai macam tomat ( jadi bisa belajar ternyata tomat itu banyak jenisnya )

Kebon buah blue berry

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun