"Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia" . (Bung Karno).
      Pernahkan kalian mendengar, tentang istilah Indonesia Emas dalam pembangungan yang sedang diusung oleh pemerintah untuk negara ini? Pernahkan juga kalian mendengar istilah Kids Jaman Now yang sering gunakan oleh para netizen warganet terutama kalangan anak muda? Nah dalam hal ini kita akan membahas tentang hubungan Pembangunan Indonesia Emas dan kaitannya dengan Era "Kids Jaman Now" sekarang ini.
      Sebelum kita membahas lebih lanjut korelasi antara kedua istilah tersebut alangkah baiknya kita berkenalan terlebih dahulu dengan istilah istilah tersebut. Gagasan pembagunan Indonesia Emas mulanya terbentuk dari pergeseran paradigma tentang membangun negara yang di reoreantasi kembali.Â
Dengan niatan untuk pembaharuan berkesinambungan yang  termodivikasi dan terinovasi agar terwujud kesejaterahan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia. Pergeseran paradigma ini terjadi karena perubahan perubahan yang ada dalam prosesnya baik di lingkungan internal ataupun ekternal perkembangan masyarakat. Â
Serta perkembangan potensi akibat pengaruh perkembangan zaman. Sehingga pradigma lama yang berkaitan dengan pembangunan Indonesia di reorrentasi terus menerus dan mengalami perbaikan dalam prosesnya dari waktu kewaktu. Seperti halnya yang terjadi dari proses pembangunan yang berlangsung dari masa kemerdekaan Indonesia, orde baru, hingga pada kebijakan pemerintahan yang di usung Jokowidodo saat ini.
      Berawal dari ramalan Naisbitt ditahun 1995 menjelaskan bahwa pada abad ke-21 perekonomian dunia, akan di dominasi Asia. Pada 2018, Asia akan mengimbangi Amerika. Pada 2020 Asia akan mengimbangi Uni Eropa. Dan pada 2052 Asia akan melebihi semua negara maju, kecuali- Jepang yang masih Asia juga. Pada saat itu Asia akan memegang 57% dari seluruh volume perdagangan, negara-negara OECD menguasai 12 % (Gunawan Sumodiningrat,2005: xii).  Â
      Berdasarkan ramalan itu, ternyata Indonesia merupakan bagian terpenting dari proses perkembangan ekonomi dunia di wilayah Asia tersebut. Sehingga sangat memberi pengaruh  terhadap kebijakan domestik maupun ekonomi Amerika Serikat yang berkaitan dengan supley barang dari Indonesia. Alhasil dalam kondisi ini, Indonesia secara otomatis akan menjadi salah satu dari enam negara Asia yang mempunyai kekuatan ekonomi terbesar di dunia karena pengaruhnya sebagai produsen utama dalam perdagangan dengan negara-negara maju tersebut. Oleh karena itu, untuk mewujudkan ramalan tersebut Indonesia perlu mempunyai visi misi pembangunan negara yang tepat guna. Seperti visi Indonesia yang ditargetkan terselenggara secara optimal pada tahun 2045 ini. Dengan selogan  yang diberi nama"Indonesia Emas".
      Berdasarkan pemberitaan yang berasal dari World Bank dijelaskan bahwa Indonesia Emas dapat diinterpretasikan sebagai masa kejayaan bangsa Indonesia yang dinikmati juga oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Maka pada tahun 2045, Indonesia sudah harus bergerak keluar dari zona Middle Income Trap. Dimana dapat tercapai jika dilakukan reformasi kebijakan yang menitik-beratkan pada peningkatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan penguatan kapasitas SDM. Oleh sebab itu, Indonesia juga sudah harus termasuk ke dalam developed countries yang salah satunya ditandai dengan pendapatan per kapita sebesar US$ 12.616 atau lebih (Nurulitha Andini Susetyo, ppibelanda.org ). Sehingga untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 tersebut,  negara membutuhkan suatu perencanaan yang komprehensif di segala sektor pembangunan, termasuk SDM Indonesia sebagai subjek dan objek dari pembangunan itu sendiri.
      Berkaitan dengan pembangunan SDM ini, sebaiknya Indonesia menyelesaikan terlebih dahulu beberapa masalah klasik yang umunya melekat pada negara berkembang seperti Indonesia ini sehingga proses pembentukan SDM Indonesia dapat mencapai hasil yang sesuai dengan harapan, masalah SDM yang masih dihadapi di masa mendatang tidak terlepas dari jumlah penduduk yang besar dan terus meningkat. Jumlah penduduk Indonesia menempati urutan keempat di dunia, setelah China, India, dan Amerika Serikat. Menurut Sensus Penduduk (SP) 1971, jumlah penduduk Indonesia adalah 119,2 juta jiwa, dan pada tahun 2000 (SP 2000), telah meningkat hampir 2 kali lipatnya menjadi 206,3 juta jiwa. Jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, kualitas SDM Indonesia masih jauh tertinggal. Hal ini terlihat antara lain dari rendahnya peringkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang mencakup angka harapan hidup, angka melek huruf, angka partisipasi murid sekolah, dan pengeluaran per kapita. Berdasarkan Human Development Report 2003, peringkat HDI Indonesia menempati urutan ke112 dari 175 negara. Sedangkan jika dipilah menurut jenis kelamin, dengan menggunakan nilai Indeks Pembangunan Gender (IPG),Indonesia menempati urutan ke-91 dari 144 negara (visi dan arah pembangunan jangka panjang tahun 2005-2025,bappenas,2005).Dari data itu kita bisa mengetahui bahwa Indonesia masih tertinggal jauh dalam hal pembangunan SDM.
       Disamping memiliki masalah SDM sebenarnya Indonesia diuntungkan dengan adanya Bonus demografi tahun 2020-2030, Bonus demografi merupakan kondisi di mana populasi usia produktif lebih banyak dari usia nonproduktif. Indonesia sendiri diprediksi akan mengalami puncak bonus demografi pada 2030 mendatang.Membludaknya tenaga kerja produktif adalah peluang emas Indonesia untuk menggenjot roda ekonomi. Idealnya, pertumbuhan ekonomi terpacu, sektor riil terdongkrak, dan daya saing meningkat.
      Apabila berbicara tentang era "Kids Jaman Now" yang berhubungan dengan pembangunan SDM Indonesia Emas tentunya dalam prosesnya akan banyak terbentur berbagai kendala. Terutama dalam proses pengubahan cara pandang dan pola hidup yang  jauh berbeda dengan generasi sebelumnya. Sikap hedonisme, konsumenisme sekuralisme,  materialistisme, individualisme dan westeren yang tersalurkan lewat tekhnologi digital menjadikan generasi Indonesia di era "Kids Jaman Now" mengalami krisis jati diri sebagai anak bangsa. Sehingga perlu penangan yang serius dari pemerintah, dunia pendidikan, masyarakat, dan orang tua agar moralitas  bangsa dapat terlestari dengan baik sehingga pembangunan SDM Indonesia Emas tetap mampu menjadikan generasi yang mempunyai jiwa nasionalisme dalam persaingan global yang akan dihadapi kedepannya.Pembangunan akhlak, keterampilan, kognitif generasi bangsa di era "Kids jaman now" ini tidak akan berhasil apabila hanya di embankan kepada salah satu pihak saja dan  pihak terkait lainnya masa bodoh menganggap pembangunan SDM untuk Indonesia Emas ini bukanlah tanggung jawabnya. Padahal Indonesia Emas yang memiliki SDM yang berkualitas dan kuantitas nasionalisme hanya akan bisa diwujudkan apabila ada kerja nyata bersama dari seluruh warga negara ini. Jadi, Kawan, siapkah kita mewujudkan Indonesia Emas 2045? Mari bersinergi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H