Si penafsir tekstual tidak peduli pada keterbatasanketerbatasan yang melekat dalam diri dan institusinya, sehingga berprilaku layaknya Yang Maha Kuasa, satu-satunya Dzat yang berhak untuk berperilaku otoriter. Tidak berlebihan jika sikap otoritarianisme seperti ini dianggap sebagai tindakan despotisme dan penyelewengan yang nyata dari nalar kebenaran Islam.
Wallau a’lam bissowab
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!