Namun, karena tidur terlalu pulas, dia tidak tahu apa-apa lagi, suara kak Adam tidak dapat dia dengar. Merasa Akbar akan bangun, kak Adam kemudian pergi, padahal Akbar sedang tidur dengan pulasnya.
"Assalamu'alaikum warahmatullah. . .", pertanda shalat sudah selesai, Akbar sadar bahwa suara dari mik tersebut adalah suara pertama yang didengarnya saat dia bangun dari tidur siang. Dan sesuatu yang pertama dilihatnya adalah wajah kak Rahman, staf keamanan yang sedang kontrol. Akbar langsung bangkit dari tempat tidur, dilihatnya jam dinding yang tergantung diatas pintu. "Oh, tidak! Aku tidak shalat zuhur berjamaah" bisiknya dalam hati.
Kak Rahman akhirnya mengetahui hal tersebut, kemudian menghampiri Akbar dan bertanya, "Kenapa saat shalat zuhur tadi kamu tidak terlihat dimushala? apakah kamu tidak ikut shalat berjama'ah?"
"Maaf kak, tadi saya ketiduran." Akbar tertunduk malu.
"Kali ini kamu kakak maafkan, lain kali kalau kamu terlambat lagi, kamu akan diberi sanksi, kamu mengerti ?", kak Rahman memperingatkan.
"Mengerti kak." Akbar mengangguk.
"Sekarang, cepatlah kamu shalat." Tegas kak Rahman.
"Baik kak, maafkan saya ya kak",
"Berdo'a dan minta ampunlah kepada Allah bukan kepada kakak, ayo cepetan shalat gi, entar keburu ashar lho."
"Iya kak." Akbar bergegas ke kekolam untuk berwudhu dan berlari menuju mushala.
Penulis: SantriÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H