Mohon tunggu...
Santi Suhermina
Santi Suhermina Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger, novelis, teacher

A happy mom, a lucky wife and a beloved daughter

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Melukis Cerita di Kedai Kopi Cangkir Laras

10 Juni 2023   16:55 Diperbarui: 10 Juni 2023   16:59 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mau soto? lontong sayur? Atau hanya sekedar ngopi janda genit dan secangkir secang?  (Dokpri)

Rabu sehabis maghrib saya menyempatkan diri berkunjung ke kedai Cangkir Laras. Di sana sudah ada beberapa anggota Bolang yang sedang berbincang asyik sembari menikmati seporsi lontong sayur atau soto dipadu minuman hangat yang membuat udara malam tak lagi menggigil dan senyap.

Saya yang terlambat datang langsung disambut semangkok soto hangat dan wedang uwuh buatan Mas Sawir Wirasto, seorang seniman lukis ampas kopi yang juga pemilik usaha kedai Cangkir Laras. Bagi mantan mahasiswa sastra UM seperti saya lokasi kedai ini begitu mudah ditemukan.

Dari taman kunang-kunang kita tinggal masuk ke jalan Semarang belok kearah kanan sampailah di Jl. Magelang No. 11, Sumbersari, Lowokwaru, Kota Malang, tempat Mas Sawir meramu kopi janda genitnya. Ah, saya jadi ingin bercerita tentang kopi janda genit Mas sawir. Tapi nanti saja. Saya masih ingin bercerita tentang sisi yang lain.

Kedai Mas Sawir tidak hanya mudah dicari lokasinya namun juga murah makanannya. Hanya dengan 6K kita sudah bisa menikmati semangkok soto atau seporsi lontong sayur. Tentu ini sangat membantu para mahasiswa yang seringkali kelimpungan saat tak ada uang untuk makan.

Mau soto? lontong sayur? Atau hanya sekedar ngopi janda genit dan secangkir secang?  (Dokpri)
Mau soto? lontong sayur? Atau hanya sekedar ngopi janda genit dan secangkir secang?  (Dokpri)

Tak hanya sekedar kedai biasa, pengunjung Cangkir Laras seakan diajak menyelami buku-buku dan menikmati galeri lukisan dari ampas kopi hasil goresan Mas Sawir. Sejatinya melukis bisa menggunakan media apa saja namun ampas kopi ternyata mampu menjadi simbol transformasi budaya di pedesaan yang biasa melukis rokok dengan ampas kopi. Aktifitas ini biasa disebut nyethe.

Terinspirasi dari ritual masyarakat agraris yang sehabis dari sawah atau ladang suka berkumpul di kedai kopi dipadu dengan kreatifitas wong ndeso yang suka membatik maka lahirlah lukisan-lukisan dari ampas kopi ini. Sudah banyak lukisan Mas sawir yang terjual dan menjadi koleksi indah galeri pribadi.

Lukisan-lukisan dari cethe ini lebih memfokuskan pada emosi pribadi dan kegelisahan yang dialami Mas Sawir. Unsur emosi ini membawa kita pada kesadaran batin dan kerinduan yang tak terbatas akan sebuah perubahan sosial yang terjadi di sekitar kita.

Beberapa lukisan cethe mas sawir  (Dokpri)
Beberapa lukisan cethe mas sawir  (Dokpri)

Kedai kopi Mas Sawir cocok dijadikan sebagai tempat nongkrong sambil berdiskusi dari hal receh sampai masalah berat. Dari masalah rumah tangga sampai masalah negara wakanda. Haha.. tak salah karena pemilik kedai juga terjun di dunia sosial. Mas Sawir berseloroh kegiatan sosial yang ia lakukan saat ini bisa jadi 'kutukan leluhur'. Aktifitasnya di luar tak jauh beda dari Gus Miftah, Mbahlek nya dari keluarga Ponorogo.

Saat ini ada sekitar 40 penjual kopi keliling binaan Mas sawir yang menjajakan dagangannya bahkan sampai ke Suramadu. Setiap penjual mendapat modal awal 500 ribu dan kopi untuk dijajakan. Nyatanya usaha ini mampu membuka lapangan usaha baru bagi yang mereka yang memang membutuhkan.

Sebagai kedai kopi tentu tempat ini menyajikan berbagai jenis kopi. Cangkir Laras menyediakan kopi varian standar baik arabika maupun robusta. Untuk penyeduhannya bisa varian tubruk atau V60, yang memakai kopi segar. Pingin pesan wungkulan lalu di giling sendiri juga bisa. Mau gilingan halus atau kasar juga boleh.

Untuk emak-emak yang males ribet dan suka yang praktis kayak saya lebih suka bentuk kemasan yang bisa diseduh sendiri di rumah.  Intine sampeyan pingin kopi model opo ae yo ono. Tergantung selera. Minumnya dicampur susu atau hanya kopi hitam juga bisa, yang penting kita bisa ngopi sembari ngobrol tentang apa saja di sini.

Ada juga kopi fermentasi janda genit yang bisa digunakan untuk terapi bagi mereka yang kecanduan alkohol. Kita tahu tidak mudah untuk menghentikan kecanduan minuman keras seperti ini. Mas Sawir mampu meramu kopi yang di fermentasikan dengan kadar alkohol yang bisa diatur komposisinya dari yang 4 % sampai 0 % menyesuaikan dengan kondisi si Pecandu sampai ia bisa lepas dari ketergantungannya.

Sambang dulur UMKM Kedai Kopi Cangkir Laras  (Dokpri)
Sambang dulur UMKM Kedai Kopi Cangkir Laras  (Dokpri)

Selain kopi, kedai Cangkir Laras juga menyediakan minuman  tradisional secang dari gula aren dan bunga telang campur rempah-rempah yang cocok di minum saat udara dingin dan mencegah masuk angin. Di tengah gempuran minuman-minuman semacam boba dan sejenisnya, Mas Sawir membuat Cangkir Laras tampil beda dengan keotentikannya.

Berdirinya kedai ini tak lepas dari filosofi Jawa Cangkir Laras yaitu dicancang, dipikir, (se)laras. Maknanya sebuah hubungan atau interaksi seharusnya diikat, apapun yang dikatakan harusnya dipikirkan, apa yang kita lakukan seharusnya selaras sehingga menimbulkan kehidupan yang harmonis.

Tak terasa waktu berbincang telah usai karena langit sudah benar-benar gelap dan saya harus segera pulang. Ya, malam selalu tak gagal menjadi alasan bagi kami untuk kembali ke rumah. Namun kali ini meski tubuh kami pulang ke rumah, jiwa kami tetap bermalam di kedai kopi Cangkir Laras bersama kenangan kopi cethe lukisan Mas Sawir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun