Mohon tunggu...
Humaniora

Bagaimana Cara Menjadi Guru Matematika yang Menyenangkan dan Tidak Membosankan?

16 April 2018   06:32 Diperbarui: 16 April 2018   08:46 2887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Soal-soal yang diberikan sebaiknya digunakan untuk memuji, bukan menguji    

Seringkali saat mengajar, guru memberikan latihan soal tidak seperti yang diberikan saat memberikan penjelasan materi. Pada umumnya, guru memberikan soal untuk menguji kemampuan murid. Sisi positifnya, dengan hal ini harapannya akan mendorong murid untuk berinisiatif belajar secara mandiri. Tetapi kadang hasilnya justru sebaliknya, ada murid yang semakin meyakini bahwa dirinya tidak mampu dan kehilangan percaya diri.
Untuk memotivasi murid, sebaiknya berikan soal yang diperuntukkan untuk memuji, yaitu yang sesuai dengan contoh yang sudah pernah diajarkan. Ketika murid merasa bahwa mereka bisa mengerjakan soal, maka akan tumbuh rasa percaya diri dan meyakini bahwa Matematika itu pelajaran yang mudah dan bisa mereka kuasai.

3. Dalam setiap pertemuan kita memberikan cerita selingan tentang apa saja yang berkaitan dengan matematika.  

Selain untuk memperluas pengetahuan mereka, bercerita juga untuk mengatasi kejenuhan mereka terhadap penjelasan materi matematika yang mereka anggap membosankan. Hal itu dapat terjadi pada siswa yang tidak menyukai matematika, mereka tidak akan mau memperhatikan apabila mereka masih mengangap matematika itu adalah sesuatu yang membosankan.

Penerapannya ini dapat disesuaikan dengan kondisi mereka. Dengan memberikan cerita selingan kepada mereka, mereka akan merasa bahwa matematika itu adalah sesuatu yang asyik untuk dipelajari, selain itu dengan menambah pengetahuan tentang matematika (lebih dari sekedar materi) mereka mengetahui pentingnya matematika.

4. Melakukan pendekatan personal untuk siswa yang memiliki kemampuan lemah.

Pembelajaran secara personal adalah kegiatan mengajar guru yang menitik beratkan pada bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing individu. Hal ini untuk memberikan bimbingan dan perhatian terhadap kesukaran yang dirasakan siswa.

Pada pendekatan ini berorientasi pada pengembangan individu. Sehingga mereka yang merasa lemah merasakan perhatian yang diberikan oleh gurunya dan membuatnya lebih mudah dengan bimbingan personal yang diberikan. Karena pada dasarnya kemampuan seseorang berbeda-beda. Untuk itu guru sebaiknya tidak memperlakukan siswa dengan metode yang sama. Karena gurulah yang seharusnya mampu untuk beradaptasi dengan metode pembelajaran terhadap masing-masing siswanya.

Selain itu, pendekatan personal juga mampu mengenal karakter masing-masing individu dan mengukur kemampuan belajarnya serta mereka akan merasakan matematika lebih bersahabat dengan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun