"Brahmacaryena taf asa, Raja rastram vi raksati, acaryo brahmacaryena, Brahmacarinam icchate"
Artinya: Seorang raja, dengan sarana yang dia miliki, menjalankan brahmacari, bisa melindungi bangsanya. Seorang pendidik (guru pembimbing), yang sedang menjalankan brahmacari sendiri, berkeinginan mengajar para siswa.
Uraian di atas mengajarkan kita bahwa setiap manusia memiliki cara dan jalan masing-masing. Seorang pemimpin, kaum bangsawan, pemuka agama, tokoh masyarakat, kelompok cendekiawan, bahkan, orang biasa sekalipun, akan senantiasa belajar menemukan jati diri, mengajar dirinya, membimbing orang lain, untuk menjadi kian bijak dan dewasa dari hari ke hari. Setiap dari kita memiliki peran yang berbeda-beda.
Perjalanan kita tidak selalu harus sama. Manusia memiliki takdirnya masing-masing. Memiliki karma berbeda, perjuangan dan perjalanan berbeda pula. Meski terkadang kita berjumpa dan sejalan, bisa saja, di waktu lain memiliki arah yang saling bertolak belakang. Inilah yang disebut dengan kebersamaan dalam perbedaan.
Di dalam pelaksanaan juga sering kali terkendala berbagai halangan dan rintangan. Setelah masuk hutan Alas Roban juga harus kembali lagi mencari toilet terdekat. Ingin bersatu dengan seluruh rombongan, namun terkendala Pawai Pembangunan, sehingga harus mekemit di dua lokasi Pura yang berbeda.