Ibu Putri, ibu telah mempesona kami, untuk tidak malu bergerak berkarya, mengekspresikan jiwa, menyalurkan hasrat, menyuarakan isi hati, memunculkan buah pikiran kami, dalam berbagai ruang seni dan budaya..... mulai dari seni geguritan, geguntangan, kidung, lelampah, bahkan, ditimpali oleh permainan indah biola...... Wow... Puisi, bersinergi indah dengan kekidung, ditimpali alunan biola....
 Teruslah, wahai perempuan, teruslah tegakkan diri dan berlari, menguntai hasil karya, memberi arti, bagi Bali, bagi Bumi Pertiwi, karena kita takkan berhenti berkarya, karena kita takkan mudah ber putus asa, karena kita menjalin rasa bersambung ceritera, dengan torehan kuas cinta, dengan segala cita....
Pada pameran kali ini, terdapat 20 Perempuan Perupa yang ikut terlibat, dengan 31 karya visual yang dipamerkan, mencakup karya seni lukisan, seni grafis, dan seni instalasi. Dan sebagai sebuah wacana dimensi baru dari kalangan Perempuan Perupa Bali, ini menjadi sarana mediasi berbagai pihak di sekeliling perempuan, bahwa suatu karya tidak akan pernah terwujud tanpa dukungan moral keluarga, bimbingan dan tuntunan para guru, para kritikus seni, masyarakat penikmat seni, media massa, juga bantuan dari berbagai pihak, baik pemerintah, pengusaha, bahkan, orang yang mungkin tidak terlibat.
Inilah mereka, yang terus bergulir bersama, menghasilkan banyak karya, mewujudkan kerjasama, menjalin harmoni dalam berbagai perbedaan, di kalangan pendidikan, dengan kalangan budayawan, para tokoh masyarakat, di tengah para pengusaha, dukungan pemerintah, juga keluarga dan kerabat serta para sahabat dari Perempuan Perupa Bali. Termasuk dengan merangkai keikutsertaan dari perupa difabel pula, yang tergabung di dalam Yayasan Bunga Bali.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H