Mohon tunggu...
santi diwyarthi
santi diwyarthi Mohon Tunggu... Dosen - Wanita adalah bunga, indahnya dunia, tiang penjaga damai dunia.....
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

a wife, a mother, a worker....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jubilee Indonesian Watercolour Society dan Pameran Seni Lukis di Njana Tilem Museum, 6-14 Oktober 2018

13 Oktober 2018   05:02 Diperbarui: 13 Oktober 2018   05:36 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya juga aktif pada berbagai organisasi sosial kemasyarakatan. Beberapa karya saya yang laku terjual, saya sumbangkan hasil penjualannya demi organisasi, salah satunya, Yayasan Anak Berkebutuhan Khusus / Diffabel". 

Ah, sungguh mulia aktivitas ibu Budiarti Silalahi, meski sudah sangat tua, namun beliau masih terus menghasilkan berbagai lukisan indah berbahan cat air, dan mengikuti berbagai pameran yang diselenggarakan oleh Indonesia Watercolour Society di berbagai penjuru nusantara bahkan hingga ke luar negeri.

3-5bc1171612ae945130734153.jpg
3-5bc1171612ae945130734153.jpg
Hal tersebut di atas memberikan semangat padaku, bahwa budaya membuat orang menjadi kian halus dalam empati, mendorong semangat berkreasi tiada henti dalam bidang seni, dan juga membuka wawasan pergaulan seseorang dengan ikut serta berperan pada berbagai aktivitas seni dan budaya, salah satunya, pameran seni lukis yang menandai Jubilee Indonesian Watercolour Society di Njana Tilem Museum ini.

12-5bc1189eaeebe12fb14819e2.jpg
12-5bc1189eaeebe12fb14819e2.jpg
Tidak hanya ibu Budiarti Silalahi yang berusia lanjut sebagai salah satu seniman aktif dari Indonesia Watercolour Society. Ada banyak peserta pelukis lain yang juga aktif berkarya secara terus menerus, dan ikut aktif pada berbagai pameran seni lukis untuk memperlihatkan hasil transformasi hasil karya lukisnya

Namun dapat terlihat bahwa pada umumnya para pelukis cat air menghasilkan karya yang menggambarkan berbagai aktivitas kehidupan manusia sehari hari. Para pelukis Indonesia, pada umumnya menampilkan sosok manusia, dengan guratan halus dan tajam, terkait dengan aktivitas manusia dan budaya nya. 

Misalnya, D. Tjandra Kirana, yang menggambarkan sosok perempuan penari Legong Keraton dengan warna merah marun pada pakaiannya dan berlatar belakang belantara pepohonan berwarna hijau lembut. Guratan tegas yang tergambar pada lukisan bertema "The Beauty of The Balinese Tradition" yang menggambarkan keindahan perempuan bali terkait tradisi di tengah lingkungan masyarakat, yang tidak terlepas dari seni dan budaya, khususnya seni tari. 

Siunandar Djaya bahkan lebih berani bermain dengan warna pada karyanya bertema "Tari Topeng Bali". Beliau menggunakan aneka warna, mulai dari tekanan yang lembut pada bagian pinggir lukisannya, hingga menggabungkan warna warna kontras sekaligus pada sosok penari di dalam lukisan, mulai dari terang dan gelap sekaligus, hitam dan putih, merah dan kuning, hijau dan coklat sekaligus untuk menggambarkan guratan otot penari. "Sosok penari dengan gerak hentakan dinamis pada tari Bali yang ingin saya tonjolkan pada lukisan cat air saya", ujar beliau menyampaikan penjelasan.

9-5bc1175d12ae9451a02b2e72.jpg
9-5bc1175d12ae9451a02b2e72.jpg
Bagaimana dengan pelukis mancanegara lain ? Pada umumnya para pelukis mancanegara juga memperlihatkan aktivitas kehidupan sehari hari masyarakat berdasar hasil pengamatan dan imajinasi mereka. Seperti halnya pelukis Malaysia, Smith Sein Lynn, yang melukiskan aktivitas kehidupan nelayan dan pedagang pada pasar terapung. 

Pelukis Khoo Boon Seng, yang juga menampilkan karya lukis aktivitas nelayan ikan di negaranya. Guratan halus warna warni yang menggambarkan perkampungan nelayan tersebut sungguh memperlihatkan kedewasaan teknik permainan warna cat air beliau. Tidak mudah menggabungkan beragam warna warni yang harmoni dalam guratan - guratan halus, namun masih bisa memperlihatkan dengan jelas setiap detil bagian lukisan. Pelukis Perlin, yang menampilkan tema Devout pada lukisan berupa penari pria yang menusukkan besi hingga tembus ke kedua belah pipinya.

7-5bc1181543322f4c8a275092.jpg
7-5bc1181543322f4c8a275092.jpg
Museum Njana Tilem kata Njana Tilem berasal dari Ida Bagus Njana yang hidup pada tahun 1912 hingga 1985. Beliau dikenal sebagai seorang maestro seni ukir, terutama dari kayusugih, salah satu bentuk terkenal dari karya beliau adalah ukiran ber bentuk buah durian. Pengelolaan Museum kemudian dilanjutkan oleh anaknya yang bernama Ida Bagus Tilem. Dan kini, selaku Direktur dari Museum Njana Tilem adalah putra beliau, Ida Bagus Surjadi.

Pameran Seni Lukis terkait peringatan Hari Jadi ke 25 Indonesia Watercolour Society berlangsung di Wantilan Museum. Dan ini merupakan Pameran yang pertama kali semenjak Wantilan Museum dibuka semenjak setahun lalu. "Ini adalah suatu bentuk kreativitas yang berlangsung semenjak era kakek saya, Ida Bagus Njana, dan ayah, Ida Bagus Tilem, yang akan terus bergulir hingga kini dan nanti" Ujar Ida Bagus Suryadi menjelaskan perkembangan Museum Njana Tilem.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun