Mohon tunggu...
Santi Kertadinata
Santi Kertadinata Mohon Tunggu... -

I love my family, I love Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Belerang Penyambung Hidup

10 Oktober 2014   01:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:40 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_365192" align="aligncenter" width="560" caption="Kawah Ijen (dok. pribadi)"][/caption]

Gunung Ijen adalah sebuah gunung berapi aktif yang terletak di daerah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia. Gunung ini mempunyai ketinggian 2.443 m dan telah empat kali meletus (tahun 1796, 1817, 1913, dan 1936). Untuk mendaki ke gunung ini bisa berangkat dari Bondowoso ataupun dari Banyuwangi. (sumber: Wikipedia Indonesia)

Saat mendaki Gunung Ijen, kedua pandangan disuguhkan panorama yang indah, sejuknya udara dan aroma cemara yang tumbuh berdiri kokoh di hamparan kaki pegunungan ini. Di Gunung Ijen inilah terdapat kawah yang menakjubkan, Kawah Ijen. Untuk mencapai Kawah Ijen,  kita harus berjalan kaki dengan rute menanjak sejauh 3 Km dari titik awal pendakian, Paltuding. Saat mencapai area Kawah Ijen, aroma belerang cukup menyengat jadi sebaiknya hidung ditutup masker untuk melindungi pernafasan agar udara yang mengandung partikel belerang berukuran kecil tidak masuk ke dalam ronga paru-paru.

Di Kawah Ijen ini terdapat fenomena alam yang menakjubkan yaitu Api Biru atau Blue Fire. Dari atas kawah akan mengeluarkan semburan warna biru terang. Warna terang Blue Fire ini berasal dari tingginya suhu kawah tersebut. Namun, keindahan  Blue Fire ini hanya bisa disaksikan pada tengah malam hingga dini hari.

[caption id="attachment_365172" align="aligncenter" width="300" caption="Blue Fire (sumber: www.yukpegi.com)"]

141284351472305535
141284351472305535
[/caption]

Belerang yang ada di Kawah Ijen menjadi penyambung hidup masyarakat di sekitar Gunung Ijen. Belerang ditambang guna dijual kembali. Harga perkilonya hanya dihargai sekitar seribu rupiah. Satu kali menambang, bahu para penambang mampu memikul 50-75 kilo belerang. Tinggal hitung berapa pendapatan mereka setiap hari dengan resiko pekerjaan yang cukup tinggi. Beban pikul yang cukup berat tentu bisa mempengaruhi struktur tulang bahu dan punggung.  Uap yang mengandung partikel belerang yang terhirup secara terus menerus akan mengendap di paru-paru lambat laun bisa mengganggu kesehatan bahkan merenggut nyawa mereka.

[caption id="attachment_365178" align="aligncenter" width="300" caption="Belerang dalam keranjang (dok. pribadi)"]

14128446961957199240
14128446961957199240
[/caption]

"Apakah penghasilan sebagai penambang belerang ini cukup untuk menafkahi keluarga pak?"

"Yaaa...gimana ya mba. Cukup ga cukup ya dicukup-cukupin aja. Kita hidup disini dari hasil nambang belerang."

"Terus belerang ini dijual kemana?"

"Dijual ke pengepul buat dijadikan bahan dasar pembuatan obat, sabun  dan macem-macem, mba. Kita juga mencairkan belerang kemudian dicetak lalu dijual  untuk oleh-oleh wisatawan saat berkunjung ke Kawah Ijen lumayan untuk nambah penghasilan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun