Mohon tunggu...
Santi Kholifah
Santi Kholifah Mohon Tunggu... Guru - Saya sendiri

Nama ku Santi Kholifah, aku lahir di Sumedang. Aku lulusan Universitas Islam 45 Bekasi alumni tahun 2021. Kini aku berdomisili di Cakung Jakarta Timur. Kegiatan ku sehari layaknya kegiatan anak seumuranku yang baru saja lulus kuliah dalam artian saya seorang jobseeker. Semoga saya dimudahkan dalam misi pencarian kerja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

KKN Desa Perbatasan-2

11 Juli 2022   13:24 Diperbarui: 11 Juli 2022   13:26 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

''Fiii Fiaa, bangun yuu kita tidurnya dikamar aja yaa Fii" Sania sambil menepuk pipi Fia. Tapi mata Sania tertuju pada sinar merah yang sangat terang menyala didepan rumah warga yang bersebrangan dengan basecamp dan Sania melihat sosok yang sama yang ia lihat dikamar mandi kemarin. Wajah Sania berubah pucat

Tiba2 ..

Serra yang ikut keluar tiba-tiba tertawa kencang didekat sudut pintu halaman sambil terduduk, membuat semua kaget dan membangunkan mahasiswa yang lain.

Hihihihihihihih suaranya kikikan seperti suara kuntilanak

"Astahgfirullah Serra"

"Serr, kamu kenapa?" 

"Jangan bercanda dehh malem ini lohh" panik

"Serra sadar!!! dan yang lain tenang jangan ada yang bengong yaa, Serra kerasukan, banyakin istighfar"  ucap Septian sambil ia menaruh tangannya diatas kepala Serra dengan merapalkan ayat-ayat Al-Qur'an. Beberapa ada yang juga membaca surat-surat pendek atau  ayat kursi ada juga yang beristisghfar. Pokoknya keadaan malem itu suasana mnejadi kacau, yang menempati kamar B juga sebagian ada yang keluar kamar untuk melihat apa yang sedang terjadi. Sania masih terpaku disamping Fia sambil memegang tangannya, keringat dingin membasahi wajah Sania. Saat Serra kerasukan Fia belum juga sadar dan tiba-tiba Serra bertawa kencang mengarah ke Fia.

"Kamu! hihihihihiiiii" suara kikikan kuntilanak terdengar kencang sambil menunjukan telunjuknya ke arah Fia dan Sania tetapi matanya menatap tajam ke arah wajah Sania, ia melihat sinar mata yang sama seperti sosok yang ia lihat dirumah  seberang.  Sania yang menyaksikan pemandangan itu, tidak lagi kuat menopang tubuhnya, ia pun pingsan. Fa'i dengan sigap langsung menangkap tubuh Sania sebelum jatuh ke lantai. 

"Sania!!" Fa'i membawa masuk Sania Kekamar A.   

Setelah Sania pingsan Septian berusaha untuk menyadarkan Serra dan Fia yang tepengaruh energi negatif makhluk halus, setelah beberapa cara dilakukan oleh Septian akhirnya Serra dan Fia tersadar, mereka berdua dibawa masuk ke kamar B. Septian merasa agar Serra, Fia dan Sania untuk malam itu harus dipisahkan dulu agar tidak terjadi kejadian yang lebih buruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun