"Husss gak boleh gitu ngomongnya kita ini lagi ditempat orang" ucap septian menggingatkan agar tidak berkata kasar.
Fia tiba-tiba menarik tangan Sania  "San temenin aku yukk ke kamar mandi gak tahan nii tapi aku  takut kalau sendiri,  temenin yaa pliiis" rengek Fia teman satu fakultas dengan Sania yang memintanya untuk mengantar ke kamar mandi, yang sejujurnya Sania juga takut, tapi karna Sania merasa tidak enak kalau mau menolak terpaksa Sania menemani Fia, mereka  menyalakan flash Handphonenya masing-masing  kekamar mandi yang lokasinya dibelakang rumah. Sania menunggua Fia didepan pintu kamar mandi, selang bberapa menit Fia keluar dengan wajah tegang, ia  memegang tangan Sania dan meremasnya dengan kencang seperti orang yang ketakutan. Sania merasa ada gelagat yang tidak baik buru-buru mereka keruang tengah. Disana  Fia tidak banyak bicara. "Gak beres ini" ucap Sania dalam hati.
Jam sudah menunjukan pukul 4 sore dan hujan pun sudah mulai reda, septian juga sudah mengajak mereka untuk pulang takut kemalaman juga nanti dijalannya. Walaupun masih jam 4 sore langit sudah terasa seperti mau maghrib karna awan juga masih mendung.  Ada dibeberapa titik jalan mengalami kebanjiran dan banyak orang yang pulang kerja  membuat kami sampai dikampus lebih dari jam 6.
"Fi kamu baik-baik aja kan?" Sania menghampiri Fia yang hanya membalasnya dengan senyum dan menggelengkan kepalanya. Rasanya aneh jika Fia seperti itu, Fia itu  aktif sekali banyak ngomong tapi sekarang berubah setelah kejadian di kamar mandi yang tidak Sania ketahui. Fia langsung pamit keparkiran, sedangkan Sania menunggu dijemput oleh orang suruhan kakaknya.
Sesampaikan di rumah Sania langsung bebersih. Selesai itu waktunya bersantai dikamar dan Sania lihat isi  hp nya yang  berdering notif chat  grup WA KKN KELOMPOK 10. Syukur ada  grup Whatsapp agar mudah juga berkomunikasi. Didalam chat grup mereka  membahas siapa yang akan dijadikan sebagai ketua, wakil dan sekertaris kelompok. Hasil votingnya, Septian dari Fakultas keguruan sebagai ketua, Dani dari Fakultas Teknik sebagai wakil dan Serra dari Fakultas Ekonomi sebagai sekertaris, dichat itu juga membahas tentang rumah yang baru saja mereka kunjungi yang tentunya ada pro dan kontra. Jadi Septian dan Dani memutuskan untuk besok kembali lagi kedesa, mereka pun menyetujuinya.
Sehari menunggu kepastian akhirnya pak ketua memberi kabar kalau kita tidak jadi menempati rumah yang kemarin di kunjungi karna harga sewanya terlalu mahal dan kamarnya juga tidak cukup untuk ukuran kami, sontak hatiku juga meras lega. Septian juga memberi informasi kalau dia sudah menemukan rumah yang cocok, selain harga nya yang pas dikantong mahasiswa kamarnya pun memadai, akses jalannya dekat dengan rumah-rumah warga dan kantor desa menjadi nilai tambah. Snia snediri setuju dengan informasi tersebut walaupun ia belum liat langsung rumah pilihan yang ke 2. Karna waktunya tinggal besok yasudah langsung diputuskan kalau rumah kedua yang dipilih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H