Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki keterbatasan fisik, intelektual, emosi serta sosial. Anak berkebutuhan khusus ini dalam perkembangannya memiliki keterlambatan sehingga tidak sama dengan anak sebayanya. Hal ini menyebabkan anak berkebutuhan khusus membutuhkan suatu penanganan yang khusus seperti terapi. Ketika orang memikirkan terapi mereka sering berpikir harus ada masalah "besar" sebelum mereka mencari dukungan dan nasihat. Namun bukan itu masalahnya, terapi adalah tentang menemukan alat terbaik dengan tujuan mendukung kemampuan anak untuk berkembang dan bahagia di rumah serta di sekolah.
Dikutip dari Dr. Roseann Capanna Hodge Ed.D. yang merupakan pelopor kesehatan mental serta pendiri The Global Institute of Children’s Mental Health di New York, anak-anak berkebutuhan khusus seperti ADHD (Attention Deficit Hyperactivity), ASD (Autism Spectrum Disorder), disleksia, masalah perilaku, masalah kesehatan, kecemasan, atau depresi, membutuhkan dukungan proaktif sebanyak mungkin agar mereka siap menghadapi tantangan semakin meningkat yang mungkin mereka hadapi. Ada banyak terapi untuk ketidakmampuan belajar dan ADHD serta konseling tradisional adalah salah satunya.
Tentunya peran guru sebagai salah satu orang yang menangani anak berkebutuhan khusus sangatlah penting. Mereka memerlukan suatu metode penanganan yang lebih khusus lagi dalam hal belajarnya. Tapi tidak dapat dipungkiri bahwa di zaman sekarang banyak sekali sekolah-sekolah umum yang menerima anak berkebutuhan khusus. Seperti hal nya sekolah Ar-Roja yang terletak di Desa Cibogo, Lembang.
Berdasarkan pemaparan pendiri sekolah, sekolah tersebut dibangun dengan dana pribadi yang berawal dari madrasah biasa tempat anak-anak mengaji, sampai akhirnya beliau diberi kepercayaan oleh masyarakat sekitar untuk membuat taman kanak-kanak (TK).
Sebagai mahasiswa KKN (kuliah kerja nyata) UPI yang mengemban amanah untuk membangun “Desa Peduli Pendidikan” tentunya sangat antusias untuk membantu proses pembelajaran yang ada di sekolah Ar-Roja. Terutama perkembangan belajar murid yang berkebutuhan khusus. Kegiatan KKN Tematik yang dilakukan oleh kelompok 75 di Desa Cibogo, Lembang ini tepatnya di sekolah Ar-Roja dilaksanakan pada tanggal 13-30 Juli 2022. Dengan adanya mahasiswa KKN Tematik UPI yang terjun langsung terhadap pendampingan anak berkebutuhan khusus diharapkan dapat menjadi bantuan yang berarti dan dapat memotivasi para guru serta orang tua agar lebih semangat lagi membimbing ABK tersebut.
Di sekolah Ar-Roja sendiri terdapat dua murid laki-laki berkebutuhan khusus di Taman Kanak-kanak (TK) dan satu murid perempuan berkebutuhan khusus di Madrasah. Bersama para guru, mahasiswa terjun langsung memberikan pembelajaran kepada para murid berkebutuhan khusus. Materi pembelajaran yang diberikan di sekolah ini tidak dikhususkan bagi ABK karena masih banyak keterbatasan dari segi tenaga pengajar. Namun para orang tua percaya dan berharap bawa anak mereka mampu belajar sedikit demi sedikit sehingga dapat kembali beraktivitas serta berkomunikasi selayaknya teman sebaya. Pembelajaran yang diberikan seperti belajar membaca, belajar memegang pensil, belajar menulis garis tegak lurus, belajar membuat kreasi dari kertas lipat, belajar menghafal do’a-do’a dan masih banyak lagi.
Pada kenyataannya ABK laki-laki pertama sangat pintar mengikuti pembelajaran yang diberikan, bahkan proses belajarnya pun melebihi teman-teman yang tidak berkebutuhan khusus. Sebagai contoh, dia mampu membaca huruf alfabet yang belum bisa dibaca oleh temannya di TK dan dia juga pandai menghafal do’a-do’a pendek.
Menurut informasi dari pendiri sekolah ternyata murid tersebut rutin dibawa terapi oleh kedua orang tuanya. Setelah diselidiki, mungkin karena rutin terapi itulah yang membuat anak tersebut menjadi lebih pintar belajar dibanding teman-temannya yang lain.