Mohon tunggu...
Santhos Wachjoe Prijambodo
Santhos Wachjoe Prijambodo Mohon Tunggu... Penegak Hukum - PNS di Surakarta

Seseorang dengan hobi membaca dan menulis artikel, baik artikel ilmiah maupun artikel non ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Stasiun Palur yang Kurang Nyaman

4 Juli 2024   10:57 Diperbarui: 4 Juli 2024   13:22 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah parkir di Staisun Palur? Meskipun Cuma ngedrop penumpang, kendaraan roda empat maupun roda dua tetap dikenakan tarif parkir. Roda dua dikenakan biaya parkir dua rebu perak sedangkan roda empat dikenakan biaya parkir empat rebu perak, sungguh mahal sekali. 

Dulu, penulis adalah anak kereta yang selalu naik turun di Staisun Rawabuntu Serpong, Tangerang, ketika kendaraan kita hanya melakukan drop off penumpang atau drop on penumpang yang kata orang Malaysia hanya sekejap je tanpa parkir, maka kendaraan kita tidak terkena biaya parkir alias gratis.

Pengelola Stasiun Palur sebaiknya tidak hanya memikirkan maslaah cuan yang bisa didapat dari pengelolaan parkir tapi juga kenyamanan. Setidaknya bisa dipikirkan, saat kendaraan yang masuk tidak lewat dari 5 (lima) menit tidak harus membayar biaya parkir dan bisa dipikirkan biaya parkir seharian yang cukup terjangkau. 

Sebab sangat mungkin banyak pengguna Commuter Line yang malas membawa kendaraan untuk bekerja atau kuliah sehingga cukup memarkirkannya di halaman stasiun dari pagi sampai sore saat pulang kerja atau pulang kuliah.

Dengan pengelolaan parkir yang lebih profesional tentunya akan lebih mendatangkan cuan bagi pengelola Staisun Palur karena pengguna Commuter Line dari Stasiun Palur semakin hari semakin bertambah. 

  • Tidak ada minimarket atau mesin ATM

Coba deh naik Commuter Line dari Stasiun Palur dan datang sebelum keretanya datang dan lupa beli minum atau sekedar cemilan buat nunggu kereta datang, dipastikan akan kerepotan. Hal ini dikarenakan tidak adanya sekedar minimarket yang berada di lingkungan stasiun. 

Dengan adanya minimarket setidaknya bisa membantu penumpang ketika haus atau lapar. Kalopun mo beli minum atau cemilan, kita harus keluar stasiun dulu dengan berpanas ria, karena ada warung yang letaknya cukup jauh dari stasiun dan itu satu-satunya warung yang ada.

Belum lagi ketika kita lupa bawa uang untuk melakukan top up saldo kartu kereta atau kita lupa bawa uang tunai. Lho kok bisa?  Sebab di Stasiun Palur untuk top up saldo kartu kereta harus menggunakan uang tunai dan kalo kita lupa bawa uang tunai gak bisa kita top up saldo kartu dengan kartu ATM, meskipun Commuter Line relasi Stasiun Yogyakarta ke Stasiun Palur masih bisa menggunakan aplikasi pembayaran non tunai Gopay. Namun setidaknya dengan adanya mesin ATM bisa membantu para penumpang ketika ehabisan uang tunai bahkan bisa membantu masyarakat sekitar stasiun yang membutuhkan uang tunai.

Semoga uneg-uneg ANKER (Anak Kereta) ini bisa jadi masukan bagi pihak PT KAI khususnya pengelola Stasiun Palur yang sedang berbenah untuk menjadi stasiun transit bagi kereta jarak jauh. Semua adalah demi kebaikan dan kemajuan PT KAI yang semakin menunjukan peningkatan kinerja yang luar biasa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun