Mohon tunggu...
Santhos Wachjoe Prijambodo
Santhos Wachjoe Prijambodo Mohon Tunggu... Penegak Hukum - PNS di Surakarta

Seseorang dengan hobi membaca dan menulis artikel, baik artikel ilmiah maupun artikel non ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Katanya Tempe Mendoan? Kok Jadi Tempe Goreng Tepung?

20 Desember 2023   15:04 Diperbarui: 20 Desember 2023   15:14 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebagai orang yang dibesarkan di wilayah yang masuk dalam Eks Karesidenan Banyumas, sedari kecil penulis sudah terbiasa untuk mengkonsumsi tempe mendoan baik sebagai lauk makan atau juga sebagai cemilan. Sehingga tidak mengherankan apabila penulis termasuk penggemar berat tempe mendoan, meskipun terkadang tidak bisa makan tempe mendoan karena lagi sakit tenggorokan atau sakit batuk.

Tempe mendoan sebagai salah satu makanan khas Banyumas, kiranya sudah dikenal masyarakat se Indonesia Raya, di berbagai kota, banyak yang menyukai makanan yang terbuat dari tempe yang digoreng menggunakan tepung dengan bentuknya yang lebar, hampir 3 (tiga) kali ukuran tempe biasa. 

Soal enaknya, jangan ditanya, apalagi bila dimakan saat masih panas, baru diangkat dari wajan penggorengan, nyammy banget deh, ditambah dengan cabe rawit atau sambel kecap......nyam...nyam...bikin ngiler. 

Dan memang nikmat sekali apabila kita menikmati tempe mendoan panas dengan ditemani secangkir kopi atau teh panas, bisa meluruhkan segala kepenatan hidup....wkwkwk...alay bener.

Sebagai makanan yang sudah dikenal secara nasional bahkan internasional, adalah sangat wajar tempe mendoan banyak ditemui di banyak kota bahkan (mungkin) juga sudah ada di luar negeri. 

Namun sayangnya, ketika penulis akan menikmati tempe mendoan diluar Kabupaten Banyumas, maka yang akan penulis dapatkan adalah tempe mendoan yang sudah bermutasi atau berubah wujud dan bentuk bahkan berubah rasa. 

Kenapa bisa penulis katakan seperti itu? Karena pada dasarnya, tempe mendoan adalahistilah dari tempe yang digoreng dengan tepung dan sengaja dibuat mendo alias setengah matang. 

Bagi yang sudah terbiasa membuat tempe mendoan, maka pada saat menggoreng tidak akan lebih dari 2 (dua) menit, udah termasuk dibolakbalik. 

Hal ini dilakukan sebab untuk membuat tekstur gorengan yang mendo dan untuk menghindari hasil gorengan yang terlalu berminyak serta setelah diangkat dari penggorengan, juga harus langsung ditiriskan selama beberapa saat sebelum disajikan atau dimakan.

Tempe Mendoan di Kabupaten Cilacap 

Meskipun sama-sama berada di wilayah Eks Karesidenan Banyumas, penulis beberapa kali menikmati tempe mendoan di Cilacap. Meskipun bentuk dan rasanya sama dengan tempe mendoan yang ada di Kabupaten Banyumas, tetapi secara tekstus, mendoan Cilacap digoreng lebih garing/kering dan lebih berminyak. 

Emang sih rasa kriuknya lebih berasa...kayak makan krupuk. Hal ini tentu mengurangi kenikmatan ketika memakan tempe mendoan tersebut, karena tempe mendoan yang mengandung terlalu banyak minyak.

Sebetulnya keadaan tempe mendoan yang terlalu berminyak dapat dikurangi dengan meniriskan tempe mendoan tersebut lebih lama setelah diangkat dari penggorengan, tapi akibatnya tempe mendoan tersebut menjadi lebih dingin dan kurang nikmat juga untuk dimakan. Namun dari keadaan tersebut, penulis masih dapat menikmati tempe mendoan selama di Cilacap.

Tempe Mendoan Berubah Jadi Tempe Tepung

Lain cerita saat penulis berada di daerah Pantura Jawa Tengah, dari mulai Brebes sampe dengan Semarang, saat memesan tempe mendoan, yang datang adalah tempe tepung, bener-bener tempe digoreng pake tepung kayak kita goreng tempe tepung di rumah....plek sama...dengan ukuran tempe yang kecil. Kalo keadaannya begitu kenapa di daftar menu gak ditulis aja tempe goreng bukan tempe mendoan? Bener-bener gagal paham saya.

Cerita yang sama juga terjadi saat kita memesan tempe mendoan di wilayah selatan Jawa Tengah, dari mulai Kebumen sampe dengan Solo (termasuk juga di Yogyakarta), di setiap menu makanan tertulis tempe mendoan, yang datang pasti tempe goreng tepung....jelas-jelas penipuan publik tuh....hahaha.... 

Akhirnya, saya berpikir apakah pengusaha makanan tersebut tidak pernah belajar untuk membuat dan menggoreng tempe mendoan atau mendatangkan orang yang benar-benar bisa membuat dan menggoreng tempe mendoan?

Banyak Penjual Gorengan Pinggir Jalan Yang Menjual Tempe Mendoan

Sebenarnya, di beberapa kota sudah mulai banyak penjual gorengan yang menjual tempe mendoan (dalam bentuk aslinya), meskipun kadangkala gorengannya tidak sama persis, tapi lumayanlah. 

Seharusnya, pihak pengusaha rumah makan atau warung makan yang memang berniat menjual tempe mendoan bisa menggunakan jasa mereka atau mempekerjakan orang-orang yang paham cara membuat dan menggoreng tempe mendoan, sehingga tidak mengecewakan konsumen.

Pada akhirnya, kembali lagi ke konsumen, mau gak bertanya dulu saat akan memesan tempe mendoan ketika mampir ke rumah makan atau warung makan yang menyediakan menu tempe goreng, apa bener itu tempe mendoan atau Cuma tempe goreng tepung? 

Kejujuran pengusaha rumah makan atau warung makan akan menjadi kunci sukses laris tidaknya usaha yang dijalankan, jangan lagi menipu konsumen dengan menyediakan menu makanan tempe mendoan tapi yang datang tempe goreng tepung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun