Dari gambaran diatas apa yang ingin Penulis sampaikan ialah mengapa dikatakan bahwa sebagai Muslim penting sekali untuk terus menambah ilmu, terutama ilmu agama.
Dari apa yang Penulis ketahui dalam lingkup ciri-ciri pemimpin amanah, landasan atau pokok terpenting darinya ialah bagaimana (proses) membentuk pemimpin amanah. Yang digambarkan pemimpin amanah itu sebetulnya bukanlah sebuah produk after market, gimmick dari sebuah jargon, tetapi ia lahir memang ditujukan untuk menjadi seorang pemimpin.Â
Penulis beri contoh, mengapa Rasulullah Saw dikategorikan sebagai sosok pemimpin yang amanah. Rasulullah Saw sebagai pemimpin yang amanah bukan saja karena ia didaulat sebagai manusia pilihan, melainkan pula dikarenakan Allah Swt menjaga ahlaknya dari segala perbuatan keji dan mungkar serta Rasulullah Saw lebih memikirkan nasib umatnya.
Kemudian dari apa yang Penulis ketahui bahwa pemimpin amanah terlahir dari rakyat yang amanah. Sedangkan pemimpin yang dzalim lahir dari rakyatnya yang lalim.
Jadi secara teknis tidak akan pernah muncul pemimpin amanah tanpa dibarengi oleh rakyatnya yang amanah terlebih dahulu. Logis saja, apa mungkin Anda kepingin buah Jeruk sedangkan yang Anda tanam bibit buah Nangka?
Sebagai penutup, Penulis sekadar mengingatkan bahwa pilihan kembali ada pada diri Anda masing-masing. Sejatinya Allah Swt memberikan akal kepada manusia untuk mengetahui mana baik dan mana buruk dan semoga kita semua selalu dalam perlindunganNya.
Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H