Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Nasdem Gembos dari Dalam

10 Februari 2023   09:25 Diperbarui: 10 Februari 2023   09:34 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi BTS (Kompas)

Seperti Anda ketahui bersama, jelang Pemilu 2024 mendatang hingga saat ini baru ada satu nama capres yang diusung yaitu Anies Baswedan. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini digadang-gadang menjadi calon kuat Pemilu 2024 nanti setelah didaulat oleh partai Nasional Demokrat (Nasdem) yang diketuai oleh Surya Paloh.

Pengusungan nama Anies Baswedan sebagai capres oleh Nasdem mungkin tidaklah mengejutkan dilatarbelakangi hubungan baik diantaranya. Akan tetapi banyak anggapan menilai bahwa diusungnya Anies Baswedan sebagai Capres oleh Nasdem selain itu bukan hanya karena elektabilitas tinggi yang Anies miliki, melainkan pula dikarenakan partai Nasdem berupaya memegang kontrol (game changer) dalam Pemilu 2024 mendatang.

Namun langkah yang diambil Nasdem itu ternyata memiliki konsekuensi besar menurut kalangan media, salah satunya yaitu mencuatnya isu reshuffle yang sampai saat ini belum terbukti apakah bakal terjadi. 

Tak sedikit media yang menilai bahwa safari politik yang belakangan dilakukan oleh Ketua Umum Nasdem Surya Paloh ke beberapa petinggi partai yang beroposisi dengan Pemerintah belakangan ini ialah sebagai upaya memperbaiki hubungan yang retak pasca deklarasi dukungan Nasdem kepada Anies Baswedan. Akan tetapi benarkah demikian?

Oke sebelum membahas lebih lanjut hal itu, Penulis akan lebih dahulu mengungkapkan pendapat prihal strategi yang Nasdem lakukan. Menurut kacamata Penulis sebagai orang awam melihat strategi yang Nasdem ambil dengan mengusung Anies Baswedan di satu sisi merupakan sebuah langkah yang smart, tetapi di sisi lain Penulis menilainya juga sebagai tindakan yang ceroboh.

Mengapa "smart"? Anda bisa bayangkan disaat partai-partai lain belum memastikan siapa Capres yang akan diusung, namun Nasdem sudah mengambil start lebih dahulu dengan memiliki (salah satu) sosok Anies Baswedan yang digadang-gadang memiliki elektabilitas tinggi serta basis pendukung fanatik yang kuat pasca Pilgub DKI 2017. 

Hal tersebut yang menjadikan poin menarik Anies Baswedan terlepas dari record kinerja saat memimpin Jakarta. Anies Baswedan bisa menjadi magnet kepada siapa pun pihak yang ikut meliriknya. Dan hal itu telah terbukti ada, tetapi pertanyaan apakah koalisi itu kuat dan solid maka itu jadi pembahasan di lain waktu.

"Smart" yang berikutnya yaitu Nasdem tahu persis bahwa seseorang yang memiliki elektabilitas tinggi belumlah cukup bilamana ia tidak memiliki jabatan maupun kendaraan politik. 

Tentunya Anda tahu Anies Baswedan sudah tidak lagi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dan secara bersamaan ia non partisan yang berarti tidak hanya butuh publikasi dan tentunya kendaraan politik untuk maju dalam Pemilu 2024 mendatang. Dan hal ini pun telah terbukti dimana Nasdem mampu mengakomodir bagaimana mendongkrak nama Anies Baswedan di beberapa wilayah dan agar punya nilai lebih tinggi lagi.

"Smart tetapi ceroboh". Hingar bingar prihal diusungnya Anies Baswedan sebagai Capres oleh Nasdem, PKS, dan Demokrat boleh jadi sebuah komoditi pemberitaan yang asyik digoreng hingga Pemilu 2024 nanti. Digoreng agar biar terus menarik, digoreng agar masyarakat tahu siapa Anies Baswedan, dan tentunya digoreng agar bisa menang.

Namun nampaknya mereka lupa bahwa ada konsekuensi disaat pencapresan terlalu prematur atau mengambil sikap politis, bahwasanya hal itu tetap tidak mampu mencegah kondisi gembos dari dalam.

Ya tentu Anda sudah pada tahu beredar informasi bahwa Kejaksaan Agung menjadwalkan pemeriksaan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate sebagai saksi dalam kasus korupsi pembangunan menara Base Tranceiver Station (BTS) 4G di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal).

Kasus ini mencuat pada akhir tahun 2022 lalu dan hingga kini Kejagung telah menetapkan beberapa tersangka terkait kasus korupsi yang menyeret Kemenkominfo serta telah merugikan negara kurang lebih 1 triliun. Dan tidak mustahil kedepannya bakal ada tersangka baru dalam proyek bernilai besar ini.

Walau tidak terlalu kesorot secara langsung mengingat fokus masyarakat terhadap informasi lain yang beredar, semisalkan saja kasus Brigadir J. Tetapi pemberitaan ini Penulis menilai jelas kurang baik bagi Nasdem dan dalam upaya pengusungan Anies Baswedan sebagai Capres.

Johnny G Plate yang didaulat sebagai Menkominfo dan notabene salah satu kader Nasdem walau statusnya sebagai saksi dalam kasus korupsi BTS Kominfo bagaimanapun dapat menjadikan preseden buruk bagi langkah yang Nasdem ambil tak terkecuali kunjungan Ketum mereka ke partai oposisi Pemerintah.

Masyarakat bisa saja berasumsi bahwa kunjungan tersebut bukan semata-mata ajang silaturahmi melainkan pula ada kaitannya dengan kasus korupsi BTS Kominfo ini. Diantara masyarakat khususnya bagi pendukung Anies Baswedan pun bisa khawatir akan terjadinya transaksional politis dibelakang layar yang mungkin bisa menjegal Anies Baswedan sebagai Capres maupun meraih kemenangan dalam Pemilu nanti.

Sebagai manusia, kita tidak bisa menerka seperti masa depan. Namun Penulis prediksi atmosfer politik Indonesia dalam beberapa pekan ke depan akan terasa lucu layaknya sebuah drama. Dan semoga saja drama tersebut tidak akan mempengaruhi profesionalisme Kejagung terhadap proses penyidikan kasus korupsi BTS Kominfo.

Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun