Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Catatan Citayam Fashion Week, Hidup Ini Keras, Dek!

25 Juli 2022   08:37 Diperbarui: 29 Juli 2022   10:58 2181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Citayam Fashion Week (Kompas)

Dikutip dari Detik.com. Awal mula fenomena Citayam Fashion Week. Fenomena Citayam Fashion Week bermula dari video-video viral yang beredar di media sosial TikTok dan Instagram yang menunjukkan wawancara hingga aksi para remaja yang berkumpul di kawasan Dukuh Atas. Para remaja itu diketahui banyak yang berasal dari Citayam-Bojong Gede.

Selain menunjukkan wawancara yang mengundang gelak tawa, tak sedikit video-video itu yang menampilkan aksi para remaja asal Citayam-Bojong Gede itu mengenakan berbagai mode pakaian dengan gaya fashion kekinian dan berlenggak-lenggok bak model. Dan dari situlah muncul istilah 'Citayam Fashion Week'.

Fenomena Citayam Fashion Week semakin ramai dan menjadi tren. Aksi ABG 'SCBD' atau Sudirman, Citayam, Bojong Gede, dan Depok ini sampai menjadikan zebra cross di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat menjadi arena catwalk dadakan. -

Fenomena Citayam Fashion Week hingga kini masih diperbincangkan. Saat CFD kemarin Penulis sambil bersepeda pagi merasa penasaran dan ingin melihat seperti apa suasananya. 

Saat Penulis tiba kondisi di lokasi tidak terlalu ramai, terpantau ada awak media yang sedang meliput dan segelintir warga yang beristirahat pasca olahraga maupun mereka yang kenikmati suasana CFD. Dari informasi teman Penulis mengatakan bahwa kawasan Dukuh Atas berlangsungnya Citayam Fashion Week baru akan ramai menjelang siang hingga malam hari.

Merujuk pada fenomena "Citayam Fashion Week" ini, dari apa yang Penulis amati makin kemari mulai terekspos sisi negatif darinya, seperti menganggu lalu lintas serta ulah para remaja yang nongkrong hingga larut malam. Menurut kabar disebabkan polemik yang terjadi maka lokasi Citayam Fashion Week rencananya akan dipindahkan.

Dari apa yang terjadi bisa dikatakan sesuatu yang sangat disayangkan. Padahal Citayam Fashion Week bisa jadi kegiatan yang punya manfaat, namun sayang tidak dieksekusi dengan baik karena tidak memperhatikan kenyamanan orang lain, aturan yang berlaku, maupun adab sebagai remaja.

Terkait hal tersebut satu hal yang ada dibenak Penulis menanggapi Citayam Fashion Week ialah mau dibawa kemana fenomena ini kedepannya?

Penulis to the point saja, para remaja ini akan diarahkan kemana nantinya? Pernahkah adik-adik berpikiran kelak 5 sampai 10 tahun kedepan akan menjadi apa setelah berlenggak lenggok bak seorang model di trotoar?

Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah pengangguran di Indonesia pada Februari 2022 adalah sebesar 8,40 juta penduduk atau 5,83 persen dari total penduduk usia kerja yang berjumlah 208,54 juta orang. Dan dari 5,83 persen tersebut sekitar 14 persen adalah penduduk lulusan jenjang Diploma dan Sarjana (S1).

Lantas pertanyaannya apakah remaja-remaja yang nongkrong di Citayam Fashion Week ini mengenyam pendidikan ataukah mereka putus sekolah? Apakah hal ini dipikirkan oleh kalangan-kalangan Paus yang mengekploitasi mereka demi keuntungan pribadi?

Boleh jadi satu dari sepesekian dari para remaja Ciyatam Fashion Week itu memperoleh peruntungan yang baik dengan fenomena yang terjadi, namun bagaimana dengan yang lain?

Tidak disangkal bahwa sesuatu yang diduga-duga terkadang bisa membuahkan peluang, akan tetapi Penulis beri catatan bahwa hidup ini keras dek. Di kehidupan yang serba tidak pasti seperti sekarang ini terlebih bagi kalangan yang serba pas-pasan, kita tidak akan pernah tahu apakah besok bisa makan atau tidak.

Hidup ini bukan dongeng Cinderella. Kesuksesan tidak bisa diraih dengan instant, perlu penjuangan dan keringat. Mungkin adik-adik masih merasa secure karena apa-apa masih dari orangtua, namun ingat berprosesnya waktu adik-adik akan menjadi dewasa dan harus siap menghadapi realita.

Penulis harap ini menjadi perhatian pemerintah Pemda setempat menyingkapi fenomena Citayam Fashion Week. Kalau seandainya kegiatan itu ingin dijadikan wadah yang bermanfaat maka kiranya mohon tindak lanjut arahkan remaja-remaja tersebut dengan benar, jangan malah dipolitisir untuk ajang Pilpres.

Kemudian Penulis harapkan agar Pemda setempat jangan cuma berfokus pada fenomena Citayam Fashion Week saja. Mohon perhatikan juga para tuna netra yang bermunculan di CFD. Apakah tidak ada yang bisa Anda lakukan dengan membiarkan mereka mendendangkan lagu sambil berharap kasih orang-orang dermawan disana?

Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun