Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review "Thor Love and Thunder", Sequel Terburuk!

6 Juli 2022   14:57 Diperbarui: 12 Juli 2022   13:14 3135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Thor Love and Thunder (TimesIndonesia)

Apabila Anda membaca judul ini pastinya Anda tahu betapa kecewanya Penulis pasca menonton sequel ke-4 God of Thunder ini. Akan tetapi mari Penulis awali dengan premis sebelum Penulis jabarkan apa yang menyebabkan film ini sangat buruk.

Awal kisah dari film Thor Love and Thunder dibuka dengan kisah villain Gorr the God Butcher yang dibintangi aktor Christian Bale merasa sedih karena kehilangan anak gadisnya. Diratapi oleh duka yang dialaminya, Gorr kemudian mendengar bisikan suara yang memanggilnya ke sebuah oasis dan ia bertemu dengan Dewa yang ia sembah sedang berpesta usai membunuh Knull pemegang pedang Necrosword, pedang yang dapat membunuh para Dewa.

Namun apa daya ketika Gorr menyampaikan unek-uneknya karena kehilangan putrinya kepada Dewa yang ia sembah, justru Gorr mendapatkan cemoohan. Dibalut oleh murka, Necrosword kemudian menghampiri Gorr dan menghabisi nyawa sang Dewa. Dengan kekuatannya, Gorr pun berjanji akan menghabisi para dewa yang tersisa dimana salah satunya Thor.

Dari premis diatas, sejenak mungkin Anda melihat bahwa film Thor Love and Thunder ini akan berjalan seru, akan tetapi Penulis katakan sayang tidak demikian adanya.

Ada beberapa unsur yang menyebabkan mengapa sequel ke-4 Thor ini Penulis nilai sangat buruk, diantaranya.

Pertama, unsur cerita. Ya kisah dalam Thor Love and Thunder terasa serba tergesa-gesa. Hal ini bisa Anda rasakan saat diawal film ini mulai. Boleh jadi Gorr murka ingin membalas kesedihannya karena Dewa yang ia sembah tidak menolong anaknya dan malah mencemoohnya.

Tetapi pertanyaannya disini ialah siapakah tokoh Gorr tersebut? Apakah ia seorang pejuang dari kaumnya ataukah sekadar individu yang taat dan dibayangi oleh sakit hatinya? Apa yang sebenarnya terjadi kepada tokoh Gorr, setidaknya ada alasan yang mengawali penderitaannya sebelum ia kehilangan putrinya. Hal ini justru tidak diceritakan dalam Thor Love and Thunder, sangat berbeda sekali dengan kisah yang terjadi pada Thor The Dark World.

Unsur kedua, Lady Thor a.k.a Jane Foster. Salah satu yang paling diantisipasi dari film Thor Love and Thunder ialah kehadiran Natalie Portman yang didaulat sebagai the New Mighty Thor.

Penulis jamin Anda tidak akan kecewa dengan bagaimana penampilan dan aksi dari Lady Thor. Hanya saja kehadiran Jane disini justru menimbulkan kekikukan jalan cerita dari film ini tepatnya mau dibawa kemana.

Chemistry antara Thor dan Jane pada titik tertentu seolah teralihkan dengan hubungan Thor terhadap Mjolnir dan Strombreaker. Hingga pada akhirnya Jane secara terbuka menceritakan kisahnya kepada Thor bahwa ia mengidap kanker stadium 4. Alih-alih romantisme ini mengarah ke happy ending, nyatanya tidak.

Unsur ketiga yang paling mengecewakan dalam Thor Love and Thunder ialah ketika anak-anak Asgard memiliki kekuatan Thor dan mengalahkan pasukan bayangan Gorr.

Entah apa yang ada dibenak pembuat script film ini, apakah mereka kekurangan ide ketika menulisnya. Nyatanya aksi anak-anak tersebut tidak membuat Penulis sebagai penonton terkesima, yang terjadi malah membuat film terasa aneh.

Secara keseluruhan Penulis menyimpulkan Thor Love and Thunder seperti film yang kehilangan jiwanya. Film ini tidak memberikan kesan Thor dari tiga film sebelumnya, tetapi lebih memberikan sosok Thor yang dewasa dan manusiawi. Film ini masih layak untuk ditonton dengan segala kekurangan dan tanda tanya didalamnya.

Terlepas dari kualitas cerita yang buruk, nampak sekali film Thor Love and Thunder ini lebih sekadar sebuah selingan yang notabene menandakan akan hadirnya projek Marvel mendatang pasca phase-4 berakhir.

Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun