Mungkin kabar ini sudah basi ataupun kurang menarik lagi dimana kongtingen Indonesia untuk Cabang Esports menambah perolehan medali Indonesia di SEA Games 31 Vietnam lalu.
Pundi-pundi raihan medali dua medali emas, tiga perak dan satu perunggu diperoleh dari nomor game Free Fire (satu emas dan satu perak), PUBG Mobile (satu emas dan satu perak), MLBB (satu perak) dan Crossfire (satu perunggu).
Untuk nomor MLBB, pada partai final tim esports Indonesia harus mengakui keunggulan tim esports Filipina dengan skor akhir 1-3. Namun demikian capaian ini sudah cukup membanggakan dimana tim esports Indonesia konsisten meraih medali baik di SEA Games Filipina 2019 maupun SEA Games Vietnam 2022.
Berbicara tentang gim Mobile Legend Bang Bang tentu bagi penggemar gim mobile sudah tidak asing. Gim kreasi Moonton bergenre MOBA atau Mobile Online Battle Area sejatinya merupakan adaptasi konsep yang lebih sederhana dari gim bergenre serupa yang hadir di PC (komputer), seperti Dota, League of Legends, Vainglory, dan sebagainya.Â
Gim ini digandrungi oleh berbagai kalangan baik tua maupun muda serta sangat populer di kawasan Asia Tenggara dan telah beberapa kali mengadakan kompetisi besar tingkat dunia MLBB World Championship di tahun 2019, 2020, dan 2021.
Secara teori gameplay atau cara permainannya yaitu dua kelompok beranggotakan 5 pemain dengan karakter atau hero pilihan masing-masing saling beradu dalam sebuah map dengan cara menghancurkan pilar utama lawan. Bisa dikatakan susah-susah gampang, oleh karenanya butuh kerjasama tim, skill, berikut strategi yang jitu.
Dari tiap kemenangan yang dicapai oleh pemain maka ia akan mendapatkan 1 bintang yang pemain kumpulkan atau koleksi untuk mencapai tingkatan divisi atau grade yang lebih tinggi (Mythic 1).
Dengan popularitas yang sangat tinggi terhadap gim ini terkhusus di Indonesia, Penulis menilai bahwa sangat disayangkan gim MLBB memiliki atmosfir yang buruk.
Buruk dalam cakupan jika gim ini difokuskan untuk menciptakan bakat agar lahirnya atlit-atlit esports tanah air maka kompetisi MLBB sangat kurang cocok dikarenakan masalah yang timbul didalamnya, diantaranya :
1. Masalah Lagging
Secanggih apapun smartphone Anda, sekencang apapun koneksi internet Anda maka niscaya Anda sebagai pemain MLBB merasakan lag atau kondisi frame dalam gim terputus-putus diakibatkan oleh terjadinya delay pada koneksi (host server).Â
Situasi ini jelas tidak menguntungkan bagi siapapun (tim maupun lawan) karena pemain tidak dapat mengontrol hero dengan presisi, merusak konsentrasi, dan paling fatal ialah menyebabkan tim Anda kalah karenanya.
Permasalahan lagging ini sudah ibarat menjadi masalah klasik di MLBB dan belum terlihat ada perkembangan menuju kondisi yang lebih baik. Dari apa yang Penulis amati untuk permasalahan lagging ini pihak developer hanya memberikan kompensasi berupa poin (100 safe poin) akibat buruknya koneksi yang notabene tidak sama sekali membantu jika pemain sudah kehilangan bintang dan menyebabkan turun tingkatan divisi-nya.
2. Kualitas Pemain di MLBB
Kiranya permasalahan kualitas pemain di MLBB, dari tingkat amatir dan troll bisa dikatakan banyak sekali jumlahnya.
Pertama prihal pemain tingkat amatir. Acapkali walau Anda sebagai pemain di divisi tertinggi akan menemukan pemain dengan kualitas permainan yang tidak menggambarkan capaiannya. Alhasil sekuat apapun tim Anda berusaha memenangkan gim tetap pada akhirnya kalah dikarenakan adanya ketimpangan pada kualitas pemain tadi.
Dari hal yang terjadi banyak pemain MLBB beranggapan bahwa masalah ini timbul dikarenakan sistem matchmaking pada MLBB yang ngawur dikarenakan mempertemukan pemain hanya dilandaskan divisi yang dicapai, namun bukan capaian statistik si pemain.
Kedua mengenai prilaku trolling pada gim MLBB. Trolling ialah kondisi dimana ada pemain yang dengan sengaja bertujuan agar tim Anda mengalami kekalahan maupun sekadar memancing emosi pemain lain. Semakin ke hari nampak jumlah pemain trolling di MLBB semakin banyak yang menyebabkan MLBB tidak bisa lagi dinikmati karenanya.
Sampai saat ini pihak developer MLBB mengatasinya hadirnya pemain troll berlandaskan pada fitur laporan dimana mereka akan dihukum dengan dikurangi poin akibat prilakunya. Namun cara ini dinilai kurang efektif karena poin yang dikurangi kecil sekali sehingga tidak mengakibatkan efek jera.
3. Teknis
Berkenaan dengan teknis maka mungkin hal umum yang terjadi di MLBB bahwasanya banyak sekali pemainnya yang kurang memahami teknis gim. Dari pengamatan Penulis, seringkali dijumpai pemain MLBB yang tidak paham strategi (a.k.a buta map), egois, hingga bertele-tele di dalam gim yang notabene hal tersebut merugikan bagi tim-nya.
Kurangnya pemain dalam hal teknis ini seolah mengisahkan bahwa minim sekali pemain di MLBB yang berupaya mengembangkan dirinya agar menjadi seorang pemain profesional dan hanya menilai gim lebih sekadar hiburan semata. Padahal untuk menjadi seorang pemain pro dibutuhkan pemahaman strategi, kemampuan melihat kekuatan tim maupun lawan, mampu bekerjasama, dan kedisiplinan serta karakter pribadi yang baik.
Secara kesimpulan bahwa potensi esports ini sangatlah besar kedepannya terlebih Indonesia memiliki bonus demografi yang sangat besar. Untuk melahirkan bakat-bakat esports memang sangat dibutuhkan ekosistem atau atmosfir yang kompetitif didalamnya. Hal tersebut kiranya dapat memacu setiap individu didalamnya untuk berkembang dan berupaya meningkatkan skillnya untuk berprestasi mencapai hasil terbaik.
Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H