Menanggapi hal diatas menurut Penulis memasukkan eSports dalam kurikulum di sekolah sama halnya dengan mencari masalah dengan para orang tua murid. Tentu logika orang tua tidak dengan mudah menerima rencana tersebut disaat anak-anaknya berjibaku dengan model pendidikan yang ada kemudian lantas dijejali oleh materi gim yang memiliki predikat buruk sebagai dalang menurunnya prestasi siswa.
Oleh karenanya untuk semakin menyebarluaskan eSports perlu langkah strategi yang tepat, jangan sampai persepsi yang dituangkan justru tidak menghasilkan apa-apa atau justru malah semakin memperburuk jumlah pengangguran di Indonesia.
Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.