Jujur saja menanggap ide bubarkan MUI maka Penulis menolaknya dan utarakan itu sebagai ide konyol dan sesat pikir. Kenapa?
Penulis yakini pihak yang mengeluarkan ide tersebut merupakan segelintir orang yang minim ilmu dan hanya ingin membuat onar saja.
Sejatinya begini Penulis coba jelaskan. Dalam hakikatnya umat beragama yang ada di Indonesia baik itu juga di seluruh dunia memiliki lembaga atau organisasi kemasyarakatan beragama yang didaulat dan dipercaya oleh umat untuk melakukan tugas memberikan informasi, bimbingan, dan tuntunan sebagaimana ajaran keyakinan masing-masing.
Contoh di Indonesia sebut saja Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, PGI, Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), dan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin).
Otomatis keberadaan mereka sangat penting bagi umat, begitupun dengan keberadaan Majelis Ulama Indonesia. Ide pembubaran MUI jelas merupakan ide tak mendasar jika hanya dipelopori oleh ditangkapnya terduga teroris yang menjadi oknum didalam lembaga tersebut.
Logisnya begini saja, diantara seluruh buah apakah karena ada satu buah busuk di pohon maka lantas pohonnya ditebang? Kurang kerjaan banget bukan, apalagi ide membubarkan MUI ini tidak jelas siapa yang mengemukakannya, para pengecut yang berkoar di kanal media sosial.
Jadi secara kesimpulannya menurut Penulis ada baiknya jangan terlalu ditanggapi ide konyol bubarkan MUI itu dan kiranya ini menjadi pembelajaran serta kewaspadaan bersama bahwasanya organisasi teroris menyusup ke segala kalangan. Di satu sisi pula persatuan dan kesatuan dalam kaitannya umat beragama di Indonesia wajib dijaga guna menangkal segala bentuk provokasi demi memecah bangsa.
Lanjut mengenai ide konyol membentuk Cyber Army untuk para ulama. Mendengar kabar itu Penulis hanya bisa geleng-geleng kepala entah apa yang ada di pikiran penggagasnya.
Oke katakanlah ide Cyber Army ini berfungsi untuk melindungi para ulama dari pemberitaan hoaks yang muncul di media sosial. Maka Penulis coba tanyakan kepada Anda, bukankah para ulama sudah Allah Swt yang menjaganya?
Toh kenapa harus dipusingkan dengan kabar hoaks di media sosial? Kenapa bukan sebaliknya semakin menggalakkan upaya mengedukasi seluruh pihak agar memiliki adab yang baik apakah itu dalam kehidupan sehari-hari begitupun (bijak) ketika menggunakan media sosial?
Kenapa sih dipusingkan dengan kabar hoaks di media sosial? Toh secara jelas dikatakan kelak di akhirat pelaku fitnah akan mempertanggungjawabkan fitnahnya dengan membayar amal perbuatan baik yang pernah dilakukan di dunia kepada orang yang difitnah. Kemudian jika amal kebaikannya telah habis untuk membayar maka dosa orang yang difitnah akan dipindahkan ke pelaku fitnah. Lantas untuk apa ujuk-ujuk buat Cyber Army segala, toh jelas Allah Maha Adil.