Lebih lanjut baik uang kartal maupun giral maka kedua jenis alat sah pembayaran ini nilainya cenderung stabil karena ada campur tangan dari (kebijakan) pemerintah setempat. Kemudian Anda tidak bisa membuat ataupun mencetak uang karena ada pemerintah selaku otoritas yang memutuskan untuk mencetak uang kartal dan giral tersebut.
Lantas pertanyaannya ialah bagaimana dengan cryptocurrency, apa landasan tolak ukurnya?
Dibalik ketidakjelasan asal usulnya, cryptocurrency juga memiliki ketidakjelasan prihal patokan nilai tukarnya.
Sebagai gambaran jika 1 Bitcoin dihargai sebesar Rp.911.000.000,- atau 911 juta Rupiah. Kemudian semisal Anda melakukan transaksi dengan menjual mobil bekas Toyota Alphard 2018 seharga 1 Bitcoin.Â
Namun sehari setelah terjadi sesuatu yang tidak diduga, manakala sebuah tweet dari influencer yang menyuarakan agar menjual Bitcoin dan menyebabkan nilai Bitcoin turun menjadi 600 juta Rupiah. Atau keadaan sebaliknya yang membuat harga Bitcoin meroket dari nilai sebelumnya. Pertanyaannya sederhana apakah Anda siap menerima resiko itu?
Lalu gambaran berikutnya, kita tahu bahwa mobil bekas yang sejatinya dipengaruhi besar oleh harga di pasaran, karena cryptocurrency dilegalkan maka harga pasaran tersebut tidak berlaku dikarenakan tidak ada tolak ukur yang digunakan.
Apabila ada orang lain menjual mobil Toyota Camry 2013 seharga 1 Bitcoin, masuk di akal tidak kiranya? Apakah sudi kiranya jika Anda membarter mobil Toyota Alpard 2018 dengan Toyota Camry 2013 karena memiliki nilai Bitcoin yang sama?Â
Jika ditelaah secara ekonomi, resiko tersebut tidak akan Anda alami apabila Anda bertransaksi menggunakan alat pembayaran yang sah. Setiap komoditi memiliki sifat yang sama mengikuti harga pasar. Dengan akumulasi besaran resiko yang tidak bisa diukur menjadikan Bitcoin tidak cocok baik sebagai alat pembayaran apalagi investasi. Di lain pihak cryptocurrency sangat rentan (dalam beberapa peristiwa di-hack), walau hal ini acapkali dibantah dengan upaya perbaikan sistem keamanannya.
Penulis menyadari kebanyakan orang Indonesia tertarik kepada mata uang digital baru ini terdorong oleh popularitas pemberitaan dari luar. Tetapi pernahkah Anda mencari tahu apa maksud tujuan dari eksistensi cryptocurrency?
Cryptocurrency bertujuan untuk mengganti sistem perbankan yang tersentralisasi dan dianggap sebagai aset penyelamat dari resesi ekonomi, yang benar saja.
Sekilas nampak mulia tetapi kita tidak bisa pungkiri bahwa ada tabir gelap dibelakangnya. Penulis beri clue saja, siapa-siapa penggagas dan pemilik aset Bitcoin dengan jumlah sangat besar?