Kemudian lanjut membahas kontroversi tampilnya Saipul Jamil di program televisi. Sebelumnya kenapa hanya Penulis bahas program televisi, karena pada kaitannya petisi online memboikot Saipul Jamil hanya ditujukan kepada KPI yang otomatis menjadi pihak berwenang mengawasi tindak tanduk stasiun televisi. Sedangkan untuk konten YouTube, Penulis rasa petisi tersebut seharusnya ditujukan kepada para kreator konten dan bukan pula wilayah KPI.
Menyangkut kontroversi tampilnya Saipul Jamil di program televisi, Penulis toh sejak lama berpandangan bahwa kreativitas stasiun televisi dalam negeri memang sedang dalam kondisi kritis nyaris mati. Mungkin bisa dihitung dengan jari stasiun televisi yang mengedepankan kualitas dan punya tujuan mulia kepada masyarakat yang menontonnya, karena selebihnya hanya memikirkan rating dan uang masuk dari iklan.
Lalu pertanyaannya kenapa mereka abai baik bersikap tidak peduli maupun kerap melanggar P3SP? Menurut Penulis karena belum pernah terdengar ada konsekuensi atau sanksi berat yang diterima oleh stasiun televisi. Apa pernah ada stasiun televisi lokal yang tidak diperpanjang perizinannya karena kerap melanggar P3SP? Toh pertimbangan untuk tidak memperpanjang izin siar stasiun televisi menurut Penulis cuma isapan jempol semata disaat tugas sensor malah diserahkan kepada masyarakat. Dagelan bukan?
Penulis bisa katakan bahwa percuma membuat petisi untuk memboikot Saipul Jamil maupun berharap banyak kepada KPI untuk mengedukasi stasiun televisi sebab karena hati mereka buta. Silahkan cek berapa banyak dan kategori pelanggaran yang stasiun televisi lokal lakukan per tahunnya, apakah mereka (stasiun televisi) menunjukkan perbaikan kualitas? Tidak.
Penulis bisa katakan bahwa percuma membuat petisi untuk memboikot Saipul Jamil yang dikatakan predator seksual bilamana stasiun televisi masih menghadirkan publik figur yang menjadi contoh buruk bagi masyarakat, seperti pengguna narkoba, pelaku asusila, dan lainnya.Â
Bukankah kelak Saipul Jamil akan bertanya-tanya kenapa ada perbedaan sikap diantara publik figur yang terlibat kasus sebelumnya? Kenapa seolah-olah tidak ada maaf baginya, sedangkan publik figur lain pamornya dapat bangkit dan langganan hadir di layar kaca?
Pada inti kesimpulannya, semua kini kembali kepada nurani masing-masing. Bilamana tampilnya Saipul Jamil di layar kaca maupun konten YouTube membuat resah dan gerah diri Anda maka Penulis serahkan kepada Anda untuk bijak bersikap. Mungkin tren stasiun televisi saat ini memang telah berubah, mereka sudah jenuh menampilkan sosok-sosok membanggakan maupun berprestasi. Mereka kini lebih mengedepankan sosok-sosok yang penuh kontroversi ke layar kaca karena publik gemar menontonnya. Tinggal kepada Anda, mau ikuti arus atau tinggal berdiam diri melihat mereka tenggelam.
Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H