Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apakah Afghanistan Kelak Menjadi "Negara Boneka"?

21 Agustus 2021   15:32 Diperbarui: 21 Agustus 2021   15:39 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan kata lain, peristiwa ini mungkin juga menjadi sesuatu yang telah diskenariokan untuk menunjukkan kepada warga Afghanistan bahwa mereka dipimpin oleh sosok yang lemah.

Mengapa? Karena disaat penarikan pasukan AS berlangsung dan Taliban menguasai satu persatu wilayah Afghanistan justru Ashraf Ghani selaku Presiden memilih melarikan diri kabur dari Afghanistan. Sesuatu yang mungkin mengejutkan, tetapi bisa pula sesuatu yang sudah diprediksi diantara sebab tidak adanya dukungan negara penyokong.

Situasi ini sudah pasti memberikan persepsi buruk tak hanya warga Afghanistan melainkan pula warga dunia kepada Ashraf Ghani dan tidak mustahil bilamana warga Afghanistan menghendaki hadirnya pemimpin baru. Otomatis pasca kejadian itu maka pemerintahan Ashraf Ghani dianggap selesai dan AS saat ini menyerahkan seluruhnya kepada Taliban untuk membentuk pemerintahan baru.

Penarikan pasukan AS mungkin akan terlihat sebagai sesuatu yang konyol dan beresiko, tetapi mungkin juga itu sebuah win-win solution.

Hal yang pertama yaitu no casualties atau tidak ada jatuhnya korban bagi AS maupun Taliban. Kedua, pemerintahan sah (Ashraf Ghani) Afghanistan jatuh. Ketiga, posisi Taliban saat ini ialah sebagai aliansi yang dipercaya baik untuk mementukan masa depan Afghanistan maupun patok negara Barat di wilayah Timur Tengah.

Kenapa Penulis bisa katakan demikian? Karena jika diamati secara seksama dengan Afghanistan jatuh ke genggaman Taliban situasi kondisi di Timur Tengah tidak mengalami eskalasi berarti, semua nampak tenang dan bahkan bersuka cita. 

Entah apa yang terjadi, bisa jadi ini semua hanyalah penerapan terhadap strategi baru dalam membentuk sebuah negara. Apalagi Afghanistan merupakan negara kaya minyak dimana sudah pasti semua negara membutuhkannya. Oleh karena itu, kita nantikan saja bagaimana kelanjutannya.

Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun