Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Polemik Pengadaan Laptop, Mengapa Buatan Lokal tetapi Lebih Mahal?

12 Agustus 2021   08:36 Diperbarui: 12 Agustus 2021   08:47 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Chromebook (Techradar)

Kenapa sih Chromebook buatan lokal lebih mahal? Penulis katakan hal tersebut wajar, karena apa? Karena industri dalam negeri tidak memiliki kapasitas sumber daya prihal teknologi yang dimaksud.

Benar orang lain bisa mengatakan, loh katanya kandungan lokalnya sudah mencapai 40 persen. Maka Penulis ajak pembaca untuk berhitung secara Matematika, 100 - 40 = 60.

Dalam kaitannya bukannya berarti masih ada 60 persen kandungan luar dalam laptop itu. Sebagai contoh kecil saja operating system-nya bukan buatan Indonesia punya, yang mengartikan kita beli licence-nya.

Mau bukti? Coba Anda bandingkan, ketika Anda beli laptop bodong tanpa OS dengan laptop dengan OS maka (harga) mahalan yang mana?

Itu baru bicara OS. Coba Anda telaah lebih dalam lagi pernak-pernik dalam laptopnya. Processor, RAM (memory), harddisk, batere, LCD, casing, dan sebagainya. Pertanyaannya cuma satu, apa dari itu semua negeri ini sudah mampu membuatnya? Ada gitu produsen processor, produsen LCD, produsen harddisk asal Indonesia? Kalau ada, tolong ajak-ajak Penulis berkunjung kesana.

Dengan kata lain dari semua perangkat itu belum Indonesia kuasai. Yang Indonesia baru bisa ialah merakit perangkat-perangkat itu hingga menjadi laptop dan kemudian mengatasnamakannya sebagai produk lokal.

Lalu orang lain kembali bilang, loh produsen luar negeri bukannya ada yang serupa dengan produsen dalam negeri. Dalam pengertian toh ada pula yang merakit juga, lalu kenapa mereka masih lebih murah?

Penulis bilang betul memang, tetapi Anda lihat dalam kapasitasnya bagaimana dahulu. Anda mau ngomong merk-merk semisal, ASUS, Acer, Samsung, HP, dan sebagainya, coba dilihat berapa besar pasar pangsa mereka? lihat berapa besar kapabilitas (aset, R&D, SDM, dan sebagainya) mereka? Dunia bos. Sedangkan laptop Chromebook buatan lokal lingkup targetnya baru pengadaan untuk sekolah di Indonesia. Dan kemudian lebih mahal lagi, lantas apa Anda yakin mau beli?

Kalau ada yang balik bertanya, kalau mahal kenapa enggak pilih laptop impor saja biar lebih hemat anggaran? Ya kan kembali lagi sebagaimana dijelaskan bahwa pengadaan laptop buatan lokal untuk sekolah ini didorong oleh masih rendahnya belanja produk TIK buatan lokal dibandingkan dengan produk impor. Terus kalau nanti semua impor, kelak dibilang tidak cinta produk dalam negeri lagi. Kan serba salah.

Kemudian lingkup polemik jangan dicampuradukkan dengan bagaimana cara berpikir Anda sebagai konsumen. Namanya konsumen tentu akan memilih laptop dengan harga semurah-murahnya tetapi dengan kemampuan setinggi-tingginya, benar tidak?

Sedangkan polemik pengadaan laptop buatan lokal ini dalam lingkup rencana pemerintah untuk memenuhi perangkat teknologi untuk sekolah. Tentu acuan mereka lebih kompleks karena di satu sisi dipilihnya 6 vendor lokal maka otomatis membantu produsen dalam negeri untuk berkembang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun