Kemudian dikatakan, kalau tidak memenuhi syarat maka perpanjangan SIM gagal. Hal itu juga berlaku untuk tes psikologi.
Maaf bukan Penulis bermaksud berprasangka buruk, tetapi apakah proses ini rentan pula pada manipulasi data.
Kiranya bukan rahasia umum jikalau ada oknum-oknum Dokter yang melakukan kecurangan seperti diatas, contoh prihal jual beli surat keterangan Dokter untuk izin sakit. Lantas bagaimana pihak kepolisian dapat mengantisipasi kecurangan tersebut?
Dibalik kendala yang ada dari proses perpanjangan SIM secara online. Penulis berharap pihak kepolisian juga memperbaiki maupun meningkatkan layanan proses perpanjangan SIM di lokasi sebagai upaya pula memperbaiki citra Polri di masyarakat.
Poin utama ialah bukan hanya peningkatan agar masyarakat dilayani dengan baik, tetapi jangan sampai masyarakat masih menemukan praktik tindak kecurangan oknum aparat saat proses perpanjangan SIM berlangsung, semisal biaya perpanjangan SIM diluar biaya resminya.
Hal-hal sederhana ini yang menurut Penulis sangat krusial bagi instansi Polri. Sebagai pihak yang kerap dekat dengan keseharian aktivitas masyarakat maka jangan sampai keburukan yang diakibatkan oleh oknum aparat menimbulkan antipati masyarakat kepada pihak kepolisian. Laksanakan tugas secara profesional, jadilah pengayom masyarakat untuk berprilaku baik dan patuh kepada peraturan. Semoga instasi Polri kian maju dan baik kedepannya.
Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H