Tentu jadi pertanyaan apakah memang kisruh internal Partai Demokrat dibuntuti oleh keinginan meniadakan kubu Cikeas? Penulis rasa tidak demikian. Dominasi SBY, AHY, dan Ibas didalam partai memang sebuah keniscayaan, tetapi seiring waktu bukan berarti mereka tidak tergantikan.Â
Jika memang dalam Partai Demokrat muncul tokoh yang condong dan dipandang mampu memimpin partai semisal seperti Anas Urbaningrum dulu maka tidak mustahil hadirnya nahkoda baru. Namun hingga saat ini memang Partai Demokrat minim tokoh yang menonjol yang mampu mengubah hirarki dan haluan partai tersebut, sampai munculnya tokoh eksternal Moeldoko.
Sebagai pengakhir. Keputusan Kemenkumham jika dilandasi keberpihakan jelas dapat menciptakan preseden buruk terhadap institusi maupun pemerintah. Intergritas dan netralitas Kemenkumham kelak akan dipertanyakan seiring kemungkinan konflik internal partai dapat terjadi kapan saja.
Kita nantikan saja apa langkah yang akan diambil oleh Kemenkumham, apakah sesuai dengan ekspektasi AHY bahwa Kemenkumham dapat menjaga integritas dan bersikap objektif ataukah malah berujung kekecewaan.
Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H