Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Benarkah Selingkuh Didominasi oleh Kaum Pria?

24 Februari 2021   20:21 Diperbarui: 24 Februari 2021   20:50 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kaum Pria (Glitzmedia)

Dalam topik perselingkuhan sedikit Penulis menjelaskan bahwa pada hahikatnya selingkuh atau menduakan atau menghianati pasangan tidak hanya dilakukan oleh kaum Pria, melainkan juga oleh kaum Wanita. Jadi sekiranya penilaian seseorang selingkuh tidak batasi sepihak atau oleh satu golongan gender saja.

Sebelum membahas lebih lanjut. Ada sebab-sebab mengapa seseorang selingkuh, diantaranya :

1. Ketertarikan secara seksual.

Dalam kasus ini seseorang menduakan pasangan lebih didorong oleh daya tarik seksual yang disebabkan maupun timbul karena dorongan seksual individu terhadap individu yang diselingkuhinya. Ada poin dimana individu tidak merasa cukup dengan pasangan yang dimilikinya, sedangkan di kondisi lain ada individu yang lebih menarik dan membuka diri (bisa didekati).

2. Dilatarbelakangi faktor ekonomi.

Faktor ekonomi bisa menjadi besar kemungkinan peluang seseorang menduakan pasangannya, apakah itu si pelaku selingkuh memiliki kelebihan maupun justru kekurangan materi. Poin seseorang melakukan selingkuh disini ialah bahwa faktor ekonomi bisa menjadi penyebab dilatarbelakangi motivasi seseorang agar keinginannya tercapai semisalkan kehidupan yang lebih baik atau mungkin dikarenakan merasa punya materi lebih dan bebas melakukan segala hal yang ia maui.

3. Konflik internal.

Menduakan pasangan bisa juga terjadi dikarenakan retaknya jalinan kasih sayang antar pasangan. Alhasil konflik membuat individu lain yang dapat lebih mengerti dirinya atau malah memberikan kasih sayang yang ia tidak lagi dapatkan. Hubungan intensif antara individu dengan individu yang diselingkuhinya pun terjalin dan kian erat karena kondisi hubungan yang nyaman diantara keduanya.

4. Tabiat (Habit/kebiasaan).

Pertanyaannya, apakah selingkuh itu merupakan tabiat bawaan dari seseorang ataukah memang ada individu yang memiliki kegemaran untuk menduakan pasangannya? Jawabannya bisa saja hal tersebut terjadi.

Dalam kaitannya individu yang memiliki kegemaran menduakan pasangan bukanlah orang yang punya tipikal setia terhadap pasangannya. Ia akan melakukan selingkuh kapanpun dan kepada siapapun bilamana ada kesempatan ia dapat melakukannya. Kecenderungan individu bertipikal ini ialah orang-orang yang menganggap sebuah hubungan hanyalah sebagai status maupun karakter-karakter individu yang tidak menginginkan hubungan serius dalam hidupnya.

Lalu menjawab benarkah selingkuh didominasi oleh kaum Pria? Maka jawabannya adalah benar. Anda sebagai Pria boleh saja menyangkalnya dengan berbagai alasan. Oleh karena itu Penulis akan menjelaskan apa yang mendasari jawaban tersebut.

Pada hakikatnya begini, sebagai Pria paham betul bahwa kaumnya lebih superior dibandingkan kaum Wanita dengan keterbatasannya.

Kita tidak sedang membicarakan oh sekarang zaman lebih modern, kesetaraan gender, dan bla bla bla lainnya. Namun Anda-anda menyadari bahwa kodrat tak bisa dipungkiri, realisasi hidup memang menunjukkan Pria lebih dominan bukan?

Dibalik superioritas inilah yang terkadang tidak banyak Pria ketahui bahwa dibelakangnya terdapat ujian besar yang kerap menjadi sisi kelam dari seorang Pria jikalau ia tidak dengan hati-hati melangkah dalam menjalani hidupnya.

Kerap kali Pria abai dengan superioritas mereka melakukan hal-hal yang bodoh dan tidak mensyukuri apa yang telah Allah ta'ala berikan kepadanya, tak terkecuali berkhianat terhadap pasangannya.

Kemudian ketimbang kaum Wanita dimana semakin berumur membentuk kedewasaannya, berbeda dengan Pria yang cenderung semakin kekanak-kanankan. Pria cenderung ingin terus dilayani dan akan mencari siapa yang sanggup melayaninya, oleh karena selayaknya anak kecil yang bosan dengan mainannya maka Pria punya kecenderungan untuk memilih dan memilih siapa yang berhak mendampingi sampai akhir hayatnya.

Dan yang terakhir dikala superioritas yang dimiliki Pria bersifat mutlak, berbeda sifatnya dengan daya tarik Wanita yang akan berkurang seiring umur terus bertambah. Tak sedikit Pria memutuskan berselingkuh disebabkan oleh daya pikat Wanita lain yang Pria nilai lebih menarik, namun daya pikat ini tidak selalu soal seksualitas tetapi dapat juga menyangkut chemistry yang terbentuk sedangkan chemistry terhadap pasangan mengalami stagnan.

Terkait soal perselingkuhan, poin utama yang perlu ditelaah ialah bukan pada pasca perselingkuhan melainkan kepada agar atau jangan sampai perselingkuhan terjadi.

Kaum Pria perlu mengerti bahwa semakin tinggi pencapaian maka semakin besar tanggungjawab yang dipikulnya. Menjaga keluarga adalah salah satu tugas berat yang wajib (kelak) seorang Suami lakukan. Guna menjaga keluarga tetap utuh, komunikasi harmonis antar pasangan perlu terus dibina agar timbul rasa saling menghormati dan memahami satu sama lain. Selain itu pula kontrol diri serta lebih meningkatkan rasa bersyukur atas apa yang Allah ta'ala berikan. Dan ingatlah, selalu sayangi pasangan dan keluarga Anda maka niscaya Allah akan terus memberikan kebahagiaan baik dunia dan akhirat.

Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun