Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Terlalu Dini Katakan Gibran dan Bobby Pemimpin Kredibel

10 Desember 2020   13:51 Diperbarui: 10 Desember 2020   15:36 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gibran - Bobby (Kompas)

Pilkada Serentak baru saja selesai dilaksanakan di 270 wilayah Indonesia pada 9 Desember 2020 kemarin. Berdasarkan informasi beredar Gibran Rakabuming dan Bobby Nasution sementara unggul dari hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei di Pilkada Kota Solo dan Medan.

PDIP sebagai partai pengusung kedua calon menyambut baik kabar kemenangan sementara tersebut. Dalam pernyataan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, keunggulan sementara Gibran dan Bobby akan menambah daftar kepemimpinan muda yang dihasilkan sistem kaderisasi di partai.

"Kemenangan ini adalah bukti kedaulatan rakyat dalam melihat sosok calon pemimpin daerah. Keduanya menunjukkan semangat dan komitmen yang serius dan teguh, walau banyak upaya menghambat. Misalnya lewat kampanye negatif terkait politik dinasti," kata Hasto dalam keterangan tertulis, Rabu (9/12/2020). - Kompas.com

Ia pula menuturkan bahwa kemenangan sementara anak dan menantu Presiden Joko Widodo ini membuktikan bahwa keduanya adalah sosok pemimpin yang kredibel di mata rakyat.

Oleh karenanya ia berharap usai keduanya dilantik sebagai kepala daerah, Gibran dan Bobby harus membuktikan kualitas kepemimpinannya, khususnya terkait penanganan Covid-19 dan perbaikan perekonomian.

Menanggapi pernyataan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengenai kemenangan sementara Gibran dan Bobby dalam Pilkada Serentak 2020 menurut Penulis cukup menarik disimak. Sebagai sosok muda, keduanya secara tidak langsung menepis hegemoni terhadap ranah politik hanya diperuntukkan bagi mereka para orang tua dan sepuh.

Sekilas Gibran dan Bobby memperlihatkan adanya wujud regenerasi dalam dunia perpolitikan tanah air. Namun menurut pandangan Penulis, keduanya hadir tidak semata-mata atas naungan atau keinginan rakyat, melainkan lebih kepada faktor internal dan motivasi pribadi.

Jika ditelaah dari hasil quick count sementara, bahwa ada perbedaan besar antara bagaimana publik melihat kedua sosok baik Gibran maupun Bobby.

Dalam Pilkada Serentak di Solo, pasangan Gibran-Teguh unggul jauh terhadap pesaingnya, Bagyo-Supardjo. Lepas dari strategi maupun paparan yang disampaikan Gibran-Teguh dalam kampanyenya, faktor Jokowi effect di mana ayahanda Gibran pernah pula memimpin Solo serta penantangnya yang mencalonkan diri dari jalur perseorangan nampaknya memuluskan langkah untuk menyakinkan publik disana untuk memilihnya.

Hal berbeda dengan apa yang terjadi dalam Pilkada Serentak di Medan, hasil quick count menunjukkan pasangan Bobby-Aulia walau unggul sementara akan tetapi tidak terlalu dominan menghadapi pesaingnya Akhyar-Salman yang diusung oleh Partai Demokrat dan PKS. Jika diperhatikan, Bobby selaku menantu Presiden Jokowi tidak serta sebagai penentu yang membawa efek psikologis bagi pemilih disana.

Dari kedua gambaran diatas secara garis besar memaparkan bahwa scope kedua wilayah baik Solo dan Medan punya komoditi politik yang berbeda. Secara logika, luas kota Medan kurang lebih enam kali luas kota Solo, dari cakupan luas wilayah saja terlihat dimana kemenangan Bobby punya nilai lebih.

Secara kesimpulan, semakin sengit kontestasi dalam suatu wilayah maka menunjukkan betapa besarnya kepentingan politik partai didalamnya dan masyarakat tak terlampau peduli prihal gembar gembor politik dinasti.

Lantas apa kaitannya dengan Gibran dan Bobby selaku calon pemimpin?

Bilamana hasil akhir Pilkada Serentak 2020 telah diumumkan dan memastikan Gibran dan Bobby sebagai pemenang maka satu yang pasti dan jelas ialah bahwa nasib segelintir rakyat ada ditangan mereka.

Menanggapi makna pemimpin kredible yakni pemimpin yang berkualitas ini tentu dinilai dari sisi mana dahulu dimana sejatinya keduanya diibaratkan pemain baru. Pembuktian jelas harus dilakukan sepanjang masa keduanya menjabat, tetapi mampukah mereka menjadi pemimpin amanah tentu itu punya makna lain.

Sebagaimana kejujuran itu bak barang langka di negeri ini maka menjadi pemimpin amanah akan begitu berat tantangannya seiring kepentingan-kepentingan politik dibelakangnya. Tentu rakyat berharap banyak dari sosok Gibran dan Bobby untuk tak sekadar memberikan pembaharuan dalam atmosfer politik tanah air, tetapi pula harapan membawa negeri ini menjadi lebih baik kedepannya.

Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun