Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Layakkah Lionel Messi Dibanderol 12.2 Triliun?

2 September 2020   08:46 Diperbarui: 2 September 2020   21:47 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Barcelona meraih trofi Champion (Bola.com)

Hingga detik ini nasib akan masa depan Lionel Messi  masih belum jelas. Konflik internalnya dengan kubu Barcelona semakin intens seiring tekad keinginannya untuk pindah dari klub yang telah ia bela sekitar 17 tahun lamanya.

Kisruh internal antara La Pulga bersama kubu Barcelona memang bisa dibilang unik. Lionel Messi telah menjelma bukan hanya sebagai mega bintang di lapangan hijau, tetapi ia telah menjadi ruh bagi tim dikarenakan raihan prestasi  yang ia persembahkan.

Tak mengherankan bilamana La Pulga begitu teramat dispesialkan, sosoknya bagai sebuah keajaiban dalam ranah sepakbola yang membuat seluruh mata berdecak kagum melihat aksi-aksinya di lapangan. 

Memiliki sosok seorang Lionel Messi hampir dipastikan bagai sebuah kemustahilan bagi para kompetitor Barcelona, namun pintu tertutup itu kini seakan terbuka.

Ya Lionel Messi pergi atau tidak pergi dari Barcelona memang masih tanda tanya. Akan tetapi jelang kompetisi Liga Spanyol yang tak lama lagi bergulir serta masa akhir transfer yang kian dekat maka tekanan kini berada di kubu klub Barcelona.

Menahan pemain yang tidak punya keinginan untuk bermain membela klub adalah sebuah bencana. Lebih-lebih lagi pemain ini memiliki pengaruh besar bagi tim, maka bisa dikatakan tim yang sedang akan dibangun oleh entrenador Ronald Koeman tentu akan terhambat bilamana polemik internal antara La Pulga dan Barcelona tak segera diselesaikan.

Hanya saja permasalahan akan Lionel Messi kian rumit lebih diakibatkan oleh kubu Barcelona sendiri yang membanderol La Pulga dengan harga selangit, minimal 700 juta Euro atau sebesar 12.2 triliun Rupiah!

Harga fantastis itu ialah buah dari egoisme besar klub yang tidak ingin harta karunnya direbut oleh tim rival dan pemikiran naif bahwa sang pemain tidak berkeinginan hengkang dari klub.

Dengan klausul pelepasan sebesar itu tentu klub-klub yang berminat kepada Lionel Messi akan berpikir cermat, apakah pantas harga tersebut disandingkan kepada seorang La Pulga yang kini telah menginjak 33 tahun?

Bukan berarti magis La Pulga pudar, tetapi jika kita telaah lebih lanjut pada kenyataannya sampai saat ini Lionel Messi tercatat dalam kariernya masih membela satu klub Spanyol yaitu Barcelona.

Sebuah pertanyaan muncul. Seandainya dengan kepindahan La Pulga ke klub barunya maka apakah ia akan setajam ketika membela Barcelona?

Boleh jadi label mega bintang yang Lionel Messi miliki menjadi jaminan akan kualitas olah bola dirinya. Tetapi saat ini tentu kita berbicara akan kemungkinan beda kompetisi yang sudah pasti menghadirkan sebuah tantangan yang berbeda dimana tidak hanya berdampak kepada level pemain tetapi sampai pula ke level manager.

Bicara soal manager dan isu akan kepindahan Lionel Messi, tentu kita ingat akan bagaimana Pep Guardiolla melalang buana setelah menahkodai Barcelona. 

Sukses besar sebagai manager Barcelona, namun selepas itu Pep Guardiolla belum pernah lagi mengangkat trofi Liga Champion pada klub yang ia tangani Manchester City.

Lantas apakah Lionel Messi merupakan puzzle yang Pep Guardiolla nanti selama ini andaikan jadi pindah ke Manchester City agar dapat kembali meraih trofi Liga Champion? Penulis katakan belum tentu.

Tidak ada jaminan pasti bahwa dengan seorang Lionel Messi maka setiap klub yang mendatangkannya bakal merebut trofi Liga Champion. Setidaknya perlu ada pembuktian terlebih dahulu.

Kita lihat akan bagaimana ambisi Nyonya Tua Juventus mendatangkan Christiano Ronaldo atau CR7 demi trofi Liga Champion. 

Lepas dari performa CR7 yang masih mumpuni, nyatanya impian Juventus untuk meraih trofi "Si Kuping Besar" belum tercapai walau faktor ketidakmampuan Juventus meraih trofi Liga Champion musim kemarin menurut Penulis lebih dikarenakan faktor lemahnya sisi manager.

Pada intinya kita semua tahu bahwa prestasi klub tidak serta merta tertuju kepada satu pemain saja. Ada faktor-faktor "x" lain yang mempengaruhi besar kemungkinan klub untuk meraih trofi. 

Kita musti terima kenyataan bahwa seorang Lionel Messi selayaknya seorang manusia biasa yang memiliki keterbatasan. 

Bila tidak maka jika Barcelona terus menerus meraih trofi maka kompetisi Liga Champion tentu tidak akan menarik. Sebagai penutup, lantas berapa harga layak yang sepantasnya Lionel Messi dapatkan?

Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun