Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Polemik PPDB DKI 2020, Kepala Disdik Apa Baiknya Mundur?

3 Juli 2020   15:26 Diperbarui: 3 Juli 2020   21:30 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu ini akan menjadi masalah baru dimana penambahan rombongan belajar per kelas tersebut tidak sebanding dengan jumlah calon siswa atau peminat.

Kemudian bagaimana jika dalam satu RW tidak ada sekolah negeri sesuai jenjang calon siswa tuju, semisal dalam satu RW hanya terdapat satu sekolah SMP negeri sedangkan calon siswa merupakan anak yang ingin masuk jenjang SMA?

Lantas apa solusi akhir dari karut marut PPDB DKI Jakarta 2020, apakah menuntut Kepala Disdik DKI Jakarta mundur bisa menjadi solusi dari masalah yang timbul ini? Rasa-rasanya tidak.

Bagi Penulis pribadi inti permasalahan yang ada dari karut marut PPDB kali ini ialah ketimpangan antara sekolah negeri dan swasta.

Persepsi akan sekolah swasta dimana membutuhkan biaya besar menimbulkan keengganan di kalangan orang tua sehingga menginginkan bagaimanapun anak mereka agar dapat masuk ke sekolah negeri.

Perubahan sistem PPDB DKI Jakarta 2020 secara mendadak dan tidak dikaji dengan baik otomatis mempersempit kesempatan calon murid maupun ekspektasi para orang tua agar anaknya dapat melanjutkan pendidikan di sekolah negeri.

Tentu ini menjadi pekerjaan rumah bagi ranah pendidikan di Indonesia khususnya para pemangku kebijakan yaitu bagaimana agar pendidikan dapat dirasakan oleh seluruh kalangan dan sistem pendidikan yang berlaku dapat berlangsung secara adil.

Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun