Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

RR Vs LBP, Rakyat Cuma Bisa Tepok Jidat

12 Juni 2020   14:40 Diperbarui: 12 Juni 2020   14:44 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Debat hutang Indonesia RR dan LBP (Kompas)

Jika dalam sejarah sepakbola ada istilah The Hand of God atau "Gol Tangan Tuhan" yang dipopulerkan oleh Diego A. Maradona ketika timnas Argentina melawan Inggris di ajang perempat final Piala Dunia 1986. 

Maka dalam ilmu ekonomi ada istilah The Theory of Invisible Hand atau dikenal juga dengan "Teori Tangan Tuhan", yaitu teori yang menyatakan adanya keyakinan bahwa keseimbangan pasar terbentuk secara natural dengan adanya pertemuan supply (penawaran) dan demand (permintaan).
Teori tersebut dicetuskan oleh John Adam Smith, seorang filsuf kebangsaan Skotlandia yang lahir pada 5 Juni 1723 dan berkat karya berikut sumbangsihnya dalam dunia ekonomi ia disebut sebagai "Bapak Ekonomi Dunia".

Adam Smith juga merupakan pelopor sistem ekonomi "Kapitalisme" atau pasar bebas yang kini dianut banyak negara, seperti Amerika Serikat tak terkecuali Indonesia. Sistem ekonomi kapitalis tersebut muncul pada abad 18 di Eropa Barat dan pada abad 19 mulai terkenal menyebar ke seluruh penjuru dunia.

Dalam cakupan keilmuan, sebuah teori tentu akan menjadi perdebatan bilamana tidak diuji terlebih dahulu. Tentu karya-karya dari Adam Smith bukan sekadar omong kosong belaka, semua tentu dilandasi oleh penelitian (metode ilmiah) sehingga terbukti kebenarannya.

Membahas mengenai ekonomi, tentu akhir-akhir ini ada hal yang menarik perhatian publik yaitu mengenai saling adu antara ekonom Rizal Ramli dan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Siapa yang kiranya tidak mengenal Rizal Ramli. Pria kelahiran Padang 65 tahun ini merupakan pakar ekonomi berikut politikus Indonesia. Atas kemampuannya itu, ia juga pernah menjabat di beberapa posisi penting selaku menteri baik di era kepemimpinan Presiden Gus Dur maupun Presiden Jokowi.

RR memiliki watak temperamen aktif, hal itu bisa diamati bagaimana ketika ia merespon suatu isu maupun memberikan pendapatnya ke khalayak umum. Sosoknya yang blak-blakan tak terkecuali saat mengungkapkan utang Indonesia ugal-ugalan hingga cuitan di medsosnya menyebut Menkeu Sri Mulyani Ratu Hutang sontak membuat telinga panas yang mendengarnya.

Nampaknya hal tersebut direspon oleh Menko Kemaritiman dan Investasi LBP yang mengundang RR untuk datang dalam debat atau diskusi polemik tarkait hutang negara Indonesia yang menurut rencana akan berlangsung 24 Juni 2020 nanti.

Sebelumnya acara debat tersebut batal dilaksanakan pada 11 Juni 2020 lalu, kubu RR menolak untuk datang dikarenakan berdasarkan kesepakatan awal acara debat dilaksanakan terbuka bukan tertutup.

Berbicara mengenai hutang negara maka hampir diperkirakan negara di penjuru muka bumi ini memiliki hutang dengan rasio hutang terhadap GDP (Gross Domestic Product) yang berbeda-beda. Hutang bisa dikatakan sebuah keniscayaan bagi setiap negara, hutang secara garis besar bertujuan untuk digunakan untuk pembiayaan secara umum (General Financing) dan untuk membiayai kegiatan atau proyek tertentu.

Dalam laman Kompas.com tayang pada 14 Januari 2019 lalu. Ketika polemik hutang negara muncul kala itu, LBP pernah menjelaskan bahwa utang pemerintah Indonesia bukan digunakan untuk sesuatu yang sia-sia. Utang-utang tersebut digunakan secara produktif untuk kegiatan pembangunan.

"Pemerintah berutang karena penerimaan belum pas dengan kebutuhan. Tapi utang kita semuanya produktif," ujar Luhut di Jakarta, Kamis (31/1/2019).

Namun penjelasan mengenai hutang negara Indonesia seiring waktu nampaknya tidak memuaskan sebagian pihak yang terus merongrong nilai hutang Indonesia yang terus bertambah dan cenderung tidak terkontrol.

Rakyat Indonesia yang (mohon maaf) mayoritas awam prihal polemik hutang Indonesia ini pun seolah tersulut dan tak segan menilai pemerintah tak becus mengelola negara.

Penulis pun menilai sampai detik ini polemik akan hutang negara Indonesia ini belum jelas dimana akar dan ujungnya. Hampir sebagian besar debat kusir mempersoalkan hutang Indonesia lebih kepada sebuah arena untuk menjatuhkan lawan politiknya. Minim sekali upaya untuk mencerdaskan publik prihal bagaimana kondisi ekonomi Indonesia saat ini dan kiranya apa saja sih manfaat dari tetek bengek hutang tersebut bagi rakyat Indonesia.

Rakyat pun hanya dibuat tepok jidat pusing karena tatkala para ahli ekonom saling beradu argumentasi, para elit politik saling sikut berebut kekuasaan, sedangkan kebutuhan dan beban biaya hidup rakyat terus bertambah setiap saat.

Tentu apa yang Penulis harapkan bilamana debat nanti antara RR dan LBP terlaksana bukanlah layaknya ajang adu jotos dua kubu berusaha saling menjatuhkan. Walau mungkin itu harapan dari sebagian pihak yang sudah muak melihat sulitnya elit politik di negeri ini untuk akur dan berusaha bersama-sama membangun bangsa ini.

Kiranya semoga debat antara RR dapat  mencerdaskan rakyat akan apa maksud dari hutang negara. Karena bagi Penulis mempeributkannya pun hanya akan buang-buang waktu percuma terkecuali memang ada niatan Indonesia untuk melunasinya. 

Cobalah mendidik rakyat agar bagaimana menjadi sosok negarawan yang ber-intelektual, janganlah bertindak mempermalukan diri yang seolah-olah mengibaratkan negara layaknya sebuah pasar. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun