Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bias Aksi Solidaritas George Floyd

9 Juni 2020   14:10 Diperbarui: 9 Juni 2020   14:11 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi solidaritas George Floyd (Tribunnews)

Tindakan kekerasan oknum Polisi Minneapolis berujung kematian warga kulit hitam George Floyd mengundang demonstrasi besar-besaran di penjuru dunia menentang aksi kekerasan dan Rasisme. 

Walau proses hukum kasus ini terus berjalan, di masa pandemi hingga kini aksi solidaritas atas kematian George Floyd masih berlanjut dan mengundang banyak simpati baik kalangan politisi hingga selebriti dunia.Merujuk pada kasus George Floyd bisa dikatakan bukanlah kasus pertama kali yang terjadi di Negeri Paman Sam. 

Dari penulusuran informasi bahwasanya sebelum kematian George Floyd berkumandang, aksi aparat berwajib yang mengakibatkan kematian juga terjadi kepada Breonna Taylor.

Breonna merupakan seorang tenaga medis perempuan yang ditembak hingga delapan kali oleh Polisi yang masuk melakukan penggeledahan (penulusuran kasus narkoba) ke dalam apartemennya di Louisville, Kentucky pada 13 Maret lalu. Hingga kini kasus kematian Breonna Taylor pun masih dalam proses penyelidikan, sedangkan tiga Polisi telah dikenai sanksi administratif tetapi tidak ada yang dituntut.

Tindakan arogan Polisi di Amerika saat ini memang sedang dalam sorotan. Walau aksi mereka kerap di posting melalui kanal media sosial, namun banyak kalangan menilai tindakan keras Polisi merupakan reaksi dari warga yang tidak kooperatif maupun melakukan tindak pidana kemudian melawan saat hendak ditangkap.

Namun sanggahan tersebut kini 180 derajat berubah tatkala rekaman video amatir yang memperlihatkan mendiang George Floyd meregang nyawa akibat kehabisan nafas disebabkan tindihan lutut oknum Polisi pada lehernya.

Rasisme memang bisa dibilang merupakan kisah kelam yang pernah tercatat dalam sejarah berdirinya negara Amerika. Penindasan tidak hanya terjadi kepada warga mereka yang berkulit hitam, tetapi juga kepada warga kulit merah atau Suku Indian yang merupakan penduduk asli Amerika.

Bagi mereka yang beruntung mencapai strata sosial yang tinggi baik dari ekonomi, prestasi, hingga sumbangsih mereka kepada negara, mereka ditempatkan sejajar bahkan begitu dihormati. Namun bagi mereka yang kurang beruntung, mereka dinilai sebagai sampah masyarakat yang kerap di mendapatkan persepsi negatif serta dianaktirikan.

Di era modern seperti sekarang, entah mengapa prilaku jahiliyah tersebut masih kerap ditemukan. Perbedaan Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan untuk sebagian kalangan masih dipandang sebagai dinding pemisah antara mereka kaum superior dan inferior.

Dibalik aksi solidaritas dari kematian George Floyd, sebenarnya yang menjadikan pertanyaan adalah apakah aksi tersebut mampu meminimalisir tindakan kekerasan maupun rasisme kedepannya?

Mengacu pada aksi solidaritas yang terjadi menurut Penulis akan sulit sekali untuk mencegah terjadinya tindakan kekerasan maupun rasisme yang sifatnya telah mendarah daging.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun