Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Buka-bukaan Luhut dan Sentimen Anti China di Indonesia

8 Juni 2020   11:12 Diperbarui: 8 Juni 2020   11:15 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Luhut Binsar Pandjaitan (Kompas)

Dalam cakupannya, sejarah mencatat bahwa negara ideologi Komunis terbesar ialah Uni Soviet pada masanya. Hingga Uni Soviet jatuh dan terpecah belah menjadi 15 negara bagian, diantaranya Rusia, Armenia, Azerbaijan, Belarus, Estonia, dan sebagainya.

Ketika Uni Soviet terpecah maka hampir dipastikan tidak ada pengaruh ideologi asing yang bisa mencampuradukkan ideologi yang dianut oleh masing-masing negara tak terkecuali Indonesia dengan Pancasila-nya.

Founding Fathers negeri ini kuat, ideologi Pancasila dan butir-butirnya jelas, politik negeri ini bebas aktif, maka apa lagi yang perlu ditakutkan terkecuali memang rasa takut itu sengaja diciptakan.

Dari penalaran Penulis menganggap sentimen anti China di negeri ini memang pada hakikatnya sengaja diciptakan dan dibenturkan kepada isu yang sensitif berkenaan dengan keyakinan dimana warga Indonesia mayoritas beragama Islam.

Padahal jika kita telaah bahwa tidak ada kaitannya antara ideologi Komunis dan agama. Komunis adalah ideologi yang berkenaan dengan filosofi, politik, sosial, dan ekonomi yang tujuan utamanya terciptanya masyarakat komunis dengan aturan sosial ekonomi berdasarkan kepemilikan bersama alat produksi dan tidak adanya kelas sosial, uang, dan negara.

Lalu kenapa ideologi Komunis selalu dikait-kaitkan dengan keyakinan kalau bukan upaya untuk membodohi dan menakuti masyarakat bilamana negeri ini kelak tidak mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa? Maka yang jadi inti pertanyaan dimana letak keimanan kalian?

Dibalik fenomena tumbuhnya sentimen anti China yang terjadi di Indonesia, menurut Penulis juga dilandasi oleh beberapa faktor lainnya, salah satu letak strategis geografis Indonesia.

Apabila Indonesia terlampau condong atau berpangku tangan kepada China maka kemungkinan besar ialah timbulnya kekhawatiran pihak Barat akan terjadinya ketidakseimbangan kekuatan di kawasan Asia Pasifik mencakup pesisir pantai Asia Timur, Asia Tenggara, Australasia di dekat Laut Pasifik, dan negara-negara di laut Pasifik (Oceania) yang dapat berimbas kepada kepentingan mereka.

Pada kesimpulannya memang tidak bisa disanggah bahwasanya sentimen anti China memang sebuah rekayasa yang sengaja dihidupkan di negeri ini. Untuk apa? Yaitu agar Indonesia dapat diawasi dan terus dikendalikan.

Lantas pertanyaannya kapan Indonesia dapat menentukan jalan hidupnya sendiri dan kapan Indonesia dapat berdiri dengan kedua kakinya menunjukkan dirinya sebagai negara yang besar? Semua jawaban itu ada pada kesadaran dari masing-masing individu rakyatnya, yaitu sampai kapan kita terus dibodohi dan terus menerus ditakut-takuti.

Rasa-rasanya aneh bukan bilamana mereka yang anti China dan sedang membaca artikel ini kemudian hape di genggamannya buatan China.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun