Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Keluh Kesah Kompasianers

14 April 2020   16:56 Diperbarui: 14 April 2020   16:55 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompasiana (Kompasiana)

Kurang lebih 5 tahun sudah Penulis menulis di Kompasiana dan selama itu Penulis belum menemukan platform lain yang membuat jatuh hati untuk berpindah. Tidak ada yang dapat dibanggakan, konten-konten Penulis umum berisikan opini kacangan, lebih tebal kulit ketimbang isi.

Selama kurang lebih 5 tahun berkontribusi di Kompasiana, mungkin bisa dibilang Penulis adalah salah satu dari sekian Kompasianers yang paling cerewet di Kompasiana. 

Apabila terjadi kendala soal fitur dan konten di Kompasiana maupun mengemukakan masukan bagi Kompasiana maka COO Kompasiana Mas Nurulloh jadi tujuan pelampiasan maupun mimin-mimin Kompasiana lainnya.

Jujur saja akhir-akhir ini komplain Penulis merujuk kepada konten-konten Kers yang pada hakikat motif penulisannya Penulis nilai membentuk kecemasan publik dimana Penulis pandang dalam situasi kondisi sulit seperti sekarang menghadapi wabah Coronavirus seharusnya Kompasiana lebih di isi dengan artikel-artikel yang membangkitkan optimisme, membangun kesadaran, serta mendorong agar publik bahu membahu saling berbuat manfaat. Akan tetapi "term & condition" Kompasiana memungkinkan semua bisa terpublish selama tidak menyalahi aturan.

Selain komplain mengenai diatas, Penulis juga kerap komplain prihal sistem Kompasiana dimana akun Twitter maupun Facebook Kompasiana yang tidak meretweet ataupun tidak mempublish artikel pilihan di kanal medsos mereka. Karena prosedural itu sudah menjadi kebiasaan di Kompasiana, maka Penulis melaporkan hal tersebut sebagai masalah yang perlu segera diperbaiki.

Ya pada intinya proses retweet akun Twitter maupun publish di akun Facebook Kompasiana merupakan media guna meningkatkan keterbacaan artikel Kompasianer dan secara tidak langsung berdampak pula bagi traffic Kompasiana.

Alih-alih memang seharusnya komplain maupun masukan Penulis itu diutarakan dengan mengirimkan email ke pengelola Kompasiana (kompasiana@kompasiana.com). 

Namun hal itu tidak Penulis lakukan bukan dikarenakan Penulis malas, melainkan Penulis menilai tidak efektifnya kanal tersebut bagi Kompasianers untuk melakukan pengaduan maupun memberikan masukan.

Satu alasan dikarenakan kanal aduan Kompasiana tersebut responnya sangat lambat mengingat beberapa permasalahan Kompasianer hadapi mungkin saja ada yang memerlulan solusi ataupun jawaban segera. 

Hal ini juga dikeluhkan oleh Kompasianers lain yang mempertanyakan apakah benar efektif mengirimkan aduan maupun masukan kesana? Apakah pandangan selaku Kompasianers akan didengar oleh pengelola? Pernahkah mimin-mimin Kompasiana bertanya langsung kepada masing-masing Kompasianers ketimbang bertanya melalui survey?

Pokok utama dari artikel ini ialah Kompasiana kurang memfasilitasi para Kompasianers untuk berinteraksi dengan pihak pengelola, dalam hal ini para mimin Kompasiana. 

Layaknya Kompasiana Nangkring maupun Kompasianival yang dapat membangun silaturahmi baik antar Kompasianers maupun antara Kompasianers dengan pengelola.

Seharusnya ada kanal yang khusus diperuntukkan maksud itu dimana komunikasi antara Kompasianers dan pengelola dapat terjalin. Apakah itu bentuk aduan maupun masukan dari Kompasianers toh demi kebaikan Kompasiana juga. 

Sayangnya Kompasianers kadang harus menemui tembok tebal berjuluk "prosedural" yang pada akhirnya Penulis amati komunikasi antara Kompasianer dan pengelola tidak berjalan baik maupun membuat sesuatu halnya bertele-tele.

Ada kalimat, "tidak ada Kompasiana maka tidak ada itu Kompasianers, tidak ada Kompasianers maka tidak ada apa-apa Kompasiana" dalam pengertian perlu adanya kesinambungan antara Kompasiana dan Kompasianer demi keberlangsungan platform ini. 

Apakah sebagai Kompasianers hanya merujuk kepada menulis dan menulis saja tanpa mengetahui apa yang terjadi di balik layar? Apakah Kompasianers cukup tahu bahwa kinerja sebagai admin Kompasiana sangatlah merepotkan tanpa bisa melaporkan aduan maupun sekadar memberikan masukan? 

Rasa-rasanya aneh, sebagai Kompasianers bilamana bertahun-tahun lamanya menulis di Kompasiana seolah-olah seperti tidak mengenal rumah sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun