Layaknya Kompasiana Nangkring maupun Kompasianival yang dapat membangun silaturahmi baik antar Kompasianers maupun antara Kompasianers dengan pengelola.
Seharusnya ada kanal yang khusus diperuntukkan maksud itu dimana komunikasi antara Kompasianers dan pengelola dapat terjalin. Apakah itu bentuk aduan maupun masukan dari Kompasianers toh demi kebaikan Kompasiana juga.Â
Sayangnya Kompasianers kadang harus menemui tembok tebal berjuluk "prosedural" yang pada akhirnya Penulis amati komunikasi antara Kompasianer dan pengelola tidak berjalan baik maupun membuat sesuatu halnya bertele-tele.
Ada kalimat, "tidak ada Kompasiana maka tidak ada itu Kompasianers, tidak ada Kompasianers maka tidak ada apa-apa Kompasiana" dalam pengertian perlu adanya kesinambungan antara Kompasiana dan Kompasianer demi keberlangsungan platform ini.Â
Apakah sebagai Kompasianers hanya merujuk kepada menulis dan menulis saja tanpa mengetahui apa yang terjadi di balik layar? Apakah Kompasianers cukup tahu bahwa kinerja sebagai admin Kompasiana sangatlah merepotkan tanpa bisa melaporkan aduan maupun sekadar memberikan masukan?Â
Rasa-rasanya aneh, sebagai Kompasianers bilamana bertahun-tahun lamanya menulis di Kompasiana seolah-olah seperti tidak mengenal rumah sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H