Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bahagia walau Tidak Diundang ke Pernikahan

13 Januari 2020   10:30 Diperbarui: 13 Januari 2020   10:40 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Momentum pernikahan pada umumnya mengatakan sebagai suatu upacara yang sakral dimana dua individu yang saling mencintai mengucapkan janji suci untuk membina rumah tangga dan sehidup semati. 

Tidak mengherankan bilamana kedua mempelai berusaha menghadirkan sesuatu yang istimewa di hari yang paling berbahagia bagi mereka, dari menyewa gedung, menyewa Wedding Organizer, menyewa katering makanan, mempersiapkan baju dan gaun pengantin, membeli cinderamata, hingga mengurus undangan pernikahan.

Di era teknologi informasi yang serba digital sekarang ini, undangan tak terkecuali undangan pernikahan walau bentuk dari sebuah formalitas tetapi merupakan bagian yang tidak bisa dihilangkan (budaya). dikarenakan memiliki peran krusial dalam menyambung silaturahmi bagi para kerabat kedua pasangan maupun keluarga besar mempelai.

Jangan ditanya bagaimana repotnya mempersiapkan undangan pernikahan walau hanya akan dibuang nantinya, dari mencari referensi tempat percetakan, memilih design undangan, memutuskan berapa banyak undangan dicetak, dan yang paling memusingkan ialah siapa-siapa yang akan diundang ke seremoni pernikahan. 

Sampai-sampai terkadang karena saking mahalnya biaya mencetak undangan pernikahan, kedua mempelai tak jarang memilah-milah siapa-siapa yang berhak mendapatkan undangan dan mana yang tidak. Perlu dicatat bahwa semakin besar keluarga dari kedua mempelai dan semakin tinggi strata sosial dan semakin luas lingkup sosial mereka maka hal menentukan siapa layak dan tidak mendapatkan undangan kian semakin merepotkan.

Alhasil proses yang melelahkan tersebut acapkali menyebabkan kelalaian dimana kedua mempelai lupa kepada beberapa individu yang seharusnya patut diundangnya.

Lupa menjadi suatu hal yang lumrah bagi manusia, akan tetapi sampai lupa mengundang kerabat untuk menghadiri seremoni pernikahan bisa menjadi sesuatu yang fatal bagi hubungan diantaranya.

Lantas yang menjadi pertanyaan kenapa dari lupa mengundang kerabat imbasnya bisa demikian terjadi, sedangkan kita tahu bahwa urusan mengundang atau tidak ke seremoni pernikahan merupakan hak dari empunya acara. 

Maka pertanyaan selanjutnya adalah mengapa mengundang kerabat layaknya sebuah kewajiban? Jawabannya hanya satu yaitu karena manusia adalah mahluk sosial dimana manusia tidak bisa hidup sendiri dan ia pasti membutuhkan manusia lain. Secara tidak kita sadari bahwa hal tersebut merupakan pokok dari membina rumah tangga dimana kedua pasangan saling bahu membahu.

Mari kita ubah sudut pandang kepada individu yang akan diundang. Urusan diundang atau tidak diundang ke seremoni pernikahan sebenarnya hal yang sepele. 

Akan tetapi untuk sebagian pihak atau individu yang memiliki kedekatan atau hubungan akrab dengan kedua mempelai justru (undangan pernikahan) menjadi sesuatu yang diharapkan. Bahkan tak sedikit mereka yang mengharapkan formalitas undangan pernikahan dalam bentuk fisik karena dengan demikian mereka seperti lebih dihormati dan dihargai sebagai kerabat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun