Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Saya Miskin tetapi Tidak Radikal, Pak Menteri

3 Desember 2019   09:47 Diperbarui: 3 Desember 2019   14:32 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Radikalisme (suaradewata.com)

Kalau Pak Menteri tetap kekeuh mengatakan kemiskinan merupakan akar dari Radikalisme maka pernyataan tersebut hanya akan menyiram muka pemerintah dimana memiliki tugas pokok yaitu mensejahterakan rakyatnya. Dengan kata lain, selama ini pemerintah secara tidak langsung menciptakan dan memupuk Radikalisme di Indonesia.

Kemudian Pak Menteri tahu berapa jumlah penduduk miskin di Indonesia? Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2019 sebesar 25,14 juta penduduk. Lantas coba bandingkan berapa jumlah teroris yang ditangkap oleh aparat berwajib hingga saat ini?

Jadi secara kesimpulan "kemiskinan" bukanlah akar dari Radikalisme dan jangan alasan "kemiskinan" malah jadi di kambing hitamkan. Logikanya, sudah hidup susah untuk apa lagi cari masalah?

Lalu bagaimana cara efektif mengantisipasi maupun menangkal Radikalisme ini? Karena ini merupakan suatu paham maka jelas bahwa penggiringnya adalah doktrin-doktrin dari sumber yang tidak bertanggungjawab. Artinya mereka berupaya mempengaruhi pola pikir orang lain dengan ideologi yang mereka yakini.

Tentu melawannya bukan layaknya murid dijemur di tengah lapangan dan diperintahkan untuk menghormat ke Bendera Merah Putih, diminta menghafalkan Pancasila dan butir-butirnya, ataupun menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia.

Begitupun juga bukan dengan sertifikasi Majelis Taklim maupun sertifikasi Ulama. Sedangkan keduanya berfungsi untuk menyehatkan batin para Umat.

Mengantisipasi dan menangkal Radikalisme ya tentu saja yaitu dengan cara perkuat ideologi bangsa. Apa yang mereka sanksikan terhadap ideologi Pancasila maka tangkal dan hadapi langsung. Sekat ruang-ruang dimana benih-benih kebencian terhadap pemerintah dengan cara memupuk bagaimana mereka agar percaya kembali kepada pemerintah dan ideologi Pancasila.

Maksimalkan fungsi para Alim Ulama agar mereka yang terpapar Radikalisme untuk kembali ke jalan yang benar. Dan yang terakhir tentu saja pemerintah jangan lupa akan tugas pokoknya. Logikanya bagaimana rakyat akan mencintai negaranya bilamana negaranya sendiri tidak memperhatikan nasib rakyatnya. Jika semua ini terpenuhi, Radikalisme hanya angin lalu karena rakyat Indonesia hidup sejahtera, damai, aman, dan tentram. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun