Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Car Free Day, Kegiatan Tidak Menyehatkan?

1 November 2019   13:34 Diperbarui: 3 November 2019   08:08 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak menyehatkannya kegiatan CFD ini di satu sisi juga disebabkan oleh kualitas polusi udara Jakarta yang tinggi. Beberapa kali penulis amati melalui laman AirVisual dikemukakan bahwa kualitas udara Jakarta pada Minggu pagi sangat buruk, ditandai dengan warna kuning sampai dengan orange pada map. 

Bahkan jika Anda amati secara langsung, kondisi langit sekitar gedung pencakar langit di Jalan Thamrin-Sudirman dari kejauhan seperti berkabut dengan nuansa warna keabuan.

CFD di Jakarta benar-benar jauh dari kata nyaman dan menyehatkan. Tak jarang pula kita bisa melihat penyakit sosial seperti gepeng yang lalu lalang mengemis meminta bantuan. Seolah ketimpangan ekonomi dan sosial sengaja dipertunjukkan agar jadi tontonan orang banyak.

Walau begitu banyak kekurangan dalam kegiatan CFD ini, menurut penulis perhatian Pemprov DKI Jakarta untuk membenahi CFD agar teratur dan nyaman untuk dinikmati oleh masyarakat masih terlihat sangat minim. 

Bundaran HI (Dokumentasi pribadi)
Bundaran HI (Dokumentasi pribadi)
Andaikan Pemprov DKI Jakarta memang peduli dan ingin mensosialisasikan Jakarta bebas kendaraan bermotor, maka baiknya Pemprov DKI Jakarta rutin mengadakan CFD di lokasi yang terpisah. 

Mengapa demikian? Selain untuk memperluas jangkauan sosialisasi agar masyarakat gemar berjalan kaki dan menggunakan transportasi umum, diharapkan juga nantinya konsentrasi warga Jakarta tidak hanya fokus ke Thamrin-Sudirman yang sudah terlampau padat. 

Kalau keadaan seperti ini terus didiamkan, maka jangan harap masyarakat akan sudi untuk beralih. Kemacetan dan polusi hanya akan jadi legacy kepada siapapun yang memimpin Jakarta nantinya. Demikian artikel penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik penulis pribadi. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun